Perasaan negatif itu adalah bayang-bayang kesalahannya masa lalu tapi kambing hitamnya orang lain. Ia ingin dianggap dan dicintai oleh Ling Xiao tapi sama sekali tak menghargai keputusan anaknya. Gimana anak enggak murka coba?
Kalau ibunya Tang Can bergantung sama peramal. Udah jelas- jelas salah mengundi nasib dengan sesuatu yang nasibnya juga enggak jelas. Anak harus bekerja disini karena bulan yang tidak menguntungkanlah yang bisa disebut tidak wajar. Ibu Tang Can hanya stress apa kata orang aja jadi sangat memalukan anak jika tidak memiliki penghasilan yang stabil.
Ibu Ziqui sih yang masih bisa dibilang mau introspeksi dan berjuang menjadi single mom. Diam-diam dalam perantauan dia difitnah dengan keji lalu dipenjara. Itulah sebabnya dia tidak pulang-pulang dan terkesan menelantarkan Ziqui. Tapi sepulangnya ia berupaya sebisa mungkin mengobati luka pengasuhan terhadap Ziqui.
Kalau diperhatikan drama ini segala relatable kondisi kekinian pas banget, hampir seluruh adegan menggambarkan kondisi semua orang tua. Kalau mau tahu endingnya kayak gimana mending ditonton sampai habis masa liburan ini deh, drama keluarga recomended.
Setidaknya sebagai orang tua, apa lagi ibu harus bijaksana dan mengetahui posisi bahwa menjadi ibu harus menaati pemimpin. Pemimpin juga harus punya kekuatan untuk mengarahkan, mendampingi serta mengurusi seluruh anggota keluarga agar selalu dalam kondisi yang prima. Sehat jasmani lahir dan batin agar tidak terpengaruh mental toxic yang merugikan.
Tidak perlu stress dan berambisi untuk ego sesat. Pada akhirnya anak selalu ada di posisi kedua orang tuanya apapun kondisi mereka. So, menjadi orang tua yang bijak harus terus belajar dan belajar agar melejitkan kebaikan penuh hikmah. Bukan lagi toxic yang mengkambing hitamkan orang lain atas kesalahan sendiri. Berbenah dan introspeksi adalah salah satu kunci menuju keluarga harmonis. Semoga banyak drama keluarga yang mengedukasi seperti ini. Sekian sharing dari saya ya, selamat berlibur akhir tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H