Mohon tunggu...
Istiqomah
Istiqomah Mohon Tunggu... Freelancer - pegiat literasi

Fokus setajam sorot lensa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Muhammad sebagai Panutan, Teladan, dan Negarawan

27 September 2024   08:14 Diperbarui: 27 September 2024   08:14 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://id.pinterest.com/Eirnemoo/

Kerusakan moral dan akhlak semakin tak tentu arah. Padahal penganut agama Islam sangat mengenal sosok ini, dalam momen bersejarah saat hari kelahirannya. Mengembalikan Ia sebagai panutan adalah tugas kita semua.


Muhammad adalah Teladan

Sabar macam apa yang Ia punya. Ketika Yahudi tua menjelekkan sosoknya. Tak terbesit dendam dan juga sakit hati. Ia tetap tulus berbuat baik kepada Yahudi itu. Kisahnya sungguh mahsyur, Sebelum wafatnya tiba Muhammad senantiasa mendengar cerita buruk dari Yahudi tua tentangnya.

Tentu sambil menyuapi dengan lembut potongan-potongan roti, Yahudi itu buta sehingga tak mengetahui bahwa orang yang ia benci sebenarnya sedang tulus mendengarkan ocehan membabi butanya.

Suatu hari Muhammad berpesan kepada Abu Bakar, agar setelah sepeninggalnya jangan lupa untuk bertemu Yahudi tua yang buta untuk memberi kepadanya suapan makanan seperti apa yang Ia lakukan.

Bertemulah Abu Bakar dengan sosok tua itu. Namun, Abu Bakar tak tahan dengan olok-oloknya tentang Muhammad. Memfitnah dan menjelekkan Muhammad bahwa dianggap sebagai tukang sihir dan orang gila membuat panas kuping Abu Bakar.

Ia merobek roti dan menyuapnya dengan kasar. Sehingga Yahudi tua itu berujar heran.
"Mengapa yang menyuapiku tidak lembut seperti biasa?

"Akulah yang biasa menyuapimu!" Jawab Abu Bakar meredam rasa marah mendengar fitnahan tersebut

"Tetapi berbeda dari biasanya. Apabila orang yang menyuapi datang dia selalu menghaluskan makanan dan barulah dia memberikanku" ujarnya

"Aku memang bukan orang biasa yang mendatangimu. Aku adalah salah satu sahabatnya. Orang mulia itu telah tiada orang tersebut adalah Rasulullah Muhammad SAW." jawabnya singkat

Mengetahui itu, Yahudi tua mengalirkan air mata. Serta bersyahadat sebelum ia wafat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun