Banyak PR bagi saya pribadi untuk membenahi diri. Apatah lagi harus membela mereka, kadang merasa bersalah karena belum bisa mengambil tindakan nyata.
Kiranya, tulisan ini bisa mewakili bahwa bagaimanapun cinta yang kita miliki pasti akan sirna jika sampai batas dunia.
Keluarga, pertemanan yang kita punya patut kita syukuri. Kadang kita membenci atau adu caci maki dengan alasan ego dan mengemis perhatian sesama. Bagi saya, memaknai erat kasih sayang keluarga lebih penting dari lainnya. Gaza membawa kesadaran itu seiring berjalannya waktu.
Gaza menghembuskan napas harapan yang panjang untuk memaknai hidup. Karena kehidupan di sana begitu mahal harganya. Selagi masih ada selagi masih mampu selagi kesempatan berbuat baik mereka maksimalkan.
Begitu kisah yang ada atas setiap pemberitaan tentang mereka. Satu lagi, keabadian yang tercipta bukanlah soal harta Gaza telah jelas menyemai cinta yang abadi. Secuil cinta yang mereka taburkan justru bersemayam abadi.
Menembus batas-batas negeri yang tak hingga dilalui. Semua tahu soal tentangnya, atau bahkan ingin merenggut kisah yang bisa merekam jauh melampau batas.
Duka dan lara semoga segera berakhir. Apapun ujungnya, doa-doa yang kita panjatkan pasti akan tersemogakan untuk Gaza dan rakyatnya kembali damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H