Mohon tunggu...
Isti Nurhayati
Isti Nurhayati Mohon Tunggu... Guru - Isti Nurhayati

Isti Nurhayati, Kalteng

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Jadilah Guru yang Hebat dan Seru Bila Mampu

3 Juli 2022   04:45 Diperbarui: 3 Juli 2022   06:25 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru (digugu dan ditiru) itulah perwujudannya sebagai panutan sekaligus suri tauladan dalam bertutur kata dan berperilaku di hadapan siswanya. Guru dituntut harus profesional, harus memiliki kemampuan dan keahlian untuk melaksanakan kewajiban dan tugasnya secara efektif dan efisien. 

Di mana, dan kapan pun saat kita action di depan siswa harus sumringah (ceria) agar suasana kelas tetap memberikan kenyamanan bagi siswa-siswanya. Tak peduli sedang sedih atau sedang ada masalah wajib ditinggalkan bahkan dilupakan sementara demi menjaga suasana kelas.

"Student wellbeing". Begitu harapannya, gurulah yang harus mewujudkan kebahagiaan maupun kesejahteraan bagi siswa-siswinya baik hari ini dan hari esok. Guru sebagai sokoguru kelas, sokoguru sekolah bahkan sokoguru pendidikan.

Guru juga disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa (Lagu "Hymne Guru") yang sanggup memberikan pelita dalam kegelapan bagi siswanya. Guru harus menyusun persiapan mengajar yang berupa RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Setelah RPP disusun kemudian melaksanakan pembelajaran di kelas. 

Oleh karena itu, guru harus mempunyai strategi khusus dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam menyampaikan pembelajarann guru harus pandai memilih dan memilah bahan ajar yang berupa: fakta, konsep, prosedur dan metakognisi.

Selain itu, guru harus menentukan pendekatan, model pembelajaran dan metode. Guru juga harus memahami berbagai pendekatan, misalnya saintifik dan kontekstual. 

Guru harus mengenal model-model pembelajaran seperti; model discovery-inquiri, projek dan berbasis masalah (Problem based learning), dan harus tepat menggunakan metode misalnya; diskusi, observasi, praktik, simulasi, sosiodrama maupun diskusi serta mampu memilih media atau alat peraga yang sesuai dengan bahan ajar. 

Guru juga dituntut untuk dapat melakukan evaluasi baik evaluasi proses dan hasil belajar. Evaluasi saat proses pembelajaran untuk mengatahui pemahaman siswa. Hal ini sebagai dasar untuk perbaikan proses belajar berikutnya.

Guru juga harus melakukan evaluasi hasil belajar siswanya, dilakukan setelah satu Kompetensi Dasar (KD) selesai diberikan. Hal ini untuk mengetahui capaian belajar siswa, sekalugus sebagai bahan untuk remedial maupun pengayaan bagi siswanya. 

Soal-soal yang disusun pun setelah ulangan perlu dianalisis untuk mengetahui tingkat kesukaran maupun daya pembeda bagi siswanya. Mungkin ada soal yang terlalu mudah, sedang bahkan ada yang sulit, mungkin ada juga soal yang semua siswanya tidak bisa menjawab dengan benar, inilah tugas guru wajib mengulang materi tersebut hingga siswa benar-benar paham. 

Dalam hal evaluasi ini guru wajib memahami cara menyusun kisi-kisi soal, merakit soal baik soal yang mudah atau LOTS , sedang atau MOTS serta HOTS (High Onder Thinking Skill) soal yang memerlukan daya nalar tinggi. Soal HOTS inilah yang akan mencetak siswa kreatif dan berpikir kritis.

Guru harus pandai menyesuaikan perubahan Zaman, perubahan kurikulum, teknologi dan perkembangan pengetahuan. Inilah bukti bahwa guru itu sekaligus agen perubahan, agar tidak ketinggalan Zaman. 

Bagaimana menerapkan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) agar siswanya kompeten di bidangnya bahkan life skill siswanya perlu menjadi sasarannya, sehingga guru harus mampu menerapkan pembelajaran yang konstektual, berbasis lingkungan sekaligus mengajarkan berdasarkan kearifan lokal. 

Perubahan pembelajaran. ketika pandemi pun ikut berubah, dari tatap muka menjadi tatap layar Handphone atau komputer dengan google classoom, google meet, atau zoom meting dan lain-lain. Inilah guru yang tidak gaptek, harus pandai dalam penggunaan teknologi agar mampu melayani siswanya dengan maksimal.

Menjadi guru itu harus memahami yang menjadi kunci sukses siswa di masa depan ditentukan 5K (lima K) ini menurut ahli, bahwa di abad 21 kompetensi yang diperlukannya yaitu: kritis dalam berpikir, kreativitas, komunikasi, kolaborasi dan kepercayaan diri. 

Hal ini tidak boleh dihapalkan saja tetapi wajib diterapkan langsung kepada siswanya, melalui pembelajaran. Inilah seni mengajar tidak serta merta menyampaikan materi kepada siswanya, tetapi siswa harus mampu mencerna, mengolah bahkan mampu mencipta sesuatu yang baru berdasar pengetahuan yang diperolehnya. Maka dari tu guru harus benar-benar hebat, pintar sehingga 5K itu mampu diwujudkan.

Visi Pendidikan adalah menjadikan siswa bermartabat (mandiri, inovasi, kreatif, dan berprestasi). Visi akan tercapai jika siswa berkarakter positif, sadar belajar, dan memiliki motivasi untuk berprestasi. 

Untuk menjadikan siswa berkarakter tersebut, guru harus mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan dapat membuat siswa mau dan senang untuk belajar. 

Ubahlah mindset guru yang hanya mengandalkan pengetahuan semu melalui pembelajaran konvensional yang sudah terlalu mengakar (latihan soal, hanya bersumber buku teks, banyak PR, murid hanya ditugasi mengerjakan latihan LKPD, dll). Target pembelajaran adalah untuk mencapai jenjang kemahiran yang tertinggi. 

Namun, tidak semua siswa memiliki kemampuan yang sama. Ada siswa yang cepat dan ada pula siswa yang lambat dalam menguasai pengalaman belajar yang ditargetkan.

Pada hakikatnya, belajar itu terjadi apabila ada perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dari jenjang kemahiran perlu intervensi menjadi dasar atau yang lebih tinggi lagi, dan seterusnya. 

Maka dari itu seorang guru harus bisa memahami karakter siswa agar siswa merasa nyaman mengikuti pembelajaran di kelas dan bisa mencapai hasil yang maksimal. 

Nama yang sudah dipikul di pundak seorang guru hendaknya bisa dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna. Hasil akhirnya bisa terbangun karakter generasi emas yang mandiri, bermartabat,, kreatif, inovatif , dan beraklaqul karimah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun