7. Argumen: Serangkaian pernyataan yang bertujuan untuk meyakinkan atau membujuk orang lain tentang suatu hal atau pendapat.
8. Silogisme: Argumen yang memiliki dua premis dan satu konklusi, yang mengikuti sebuah format tertentu.
9. Analisis: Proses memeriksa dan memecah suatu masalah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, untuk memudahkan pemahaman dan penyelesaiannya.
10. Evaluasi: Proses mengevaluasi argumen atau bukti yang diberikan untuk menentukan kebenaran atau kesalahan logika yang terdapat dalam argumen tersebut.
C. Jenis-jenis Penalaran
1. Penalaran Deduktif: Penalaran ini dimulai dari asumsi atau premis yang umum, kemudian menarik kesimpulan yang lebih khusus. Misalnya, "Semua manusia adalah makhluk hidup, Siti adalah manusia, maka Siti adalah makhluk hidup". Penalaran deduktif dapat dianggap sebagai penalaran yang benar jika premisnya benar.
2. Penalaran Induktif: Penalaran induktif dimulai dari beberapa contoh atau fakta yang spesifik, kemudian menghasilkan kesimpulan yang lebih umum. Contohnya, "Semua kucing yang saya lihat memiliki bulu halus, maka semua kucing memiliki bulu halus". Penalaran induktif tidak selalu benar, karena kesimpulan yang diambil hanya didasarkan pada sejumlah contoh atau fakta yang terbatas.
3. Penalaran Abduktif: Penalaran abduktif adalah proses mengambil kesimpulan dari beberapa informasi atau fakta yang ada, meskipun tidak semua informasi tersebut dapat diketahui secara pasti. Penalaran abduktif sering digunakan dalam penalaran ilmiah, di mana para ilmuwan mencoba menjelaskan fenomena yang belum sepenuhnya dipahami.
4. Penalaran Analogi: Penalaran analogi mengacu pada proses membandingkan dua hal yang berbeda tetapi memiliki kesamaan dalam beberapa aspek. Misalnya, "Seperti manusia membutuhkan makanan untuk bertahan hidup, mobil juga membutuhkan bahan bakar untuk beroperasi". Penalaran analogi dapat membantu memahami konsep yang kompleks melalui perbandingan dengan konsep yang lebih sederhana.
5. Penalaran Silogisme: Penalaran silogisme adalah bentuk penalaran deduktif yang terdiri dari dua premis dan sebuah kesimpulan. Contohnya, "Semua manusia adalah makhluk hidup, Siti adalah manusia, maka Siti adalah makhluk hidup". Penalaran silogisme digunakan untuk membuktikan kebenaran suatu pernyataan dengan cara membandingkan dua konsep atau pernyataan.
D. Ciri-ciri Penalaran