Mohon tunggu...
Istifaiyatul Awaliyah
Istifaiyatul Awaliyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka membaca dan menulis You have Allah, so don't worry be happy :)

Selanjutnya

Tutup

Book

Review Buku: Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah by Alfialghazi

13 September 2022   23:59 Diperbarui: 14 September 2022   08:59 2811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Mengalir saja tidaklah cukup, kita harus turut mengusahakan ke mana kita akan mengalir, ke mana kita akan berakhir. Allah tak hanya memberikan kita tubuh, tapi juga otak untuk berpikir, hati untuk merasakan, yang menentukan kita agar selalu mengusahakan yang terbaik.” [Halaman : 73]

6. Isi setiap bab yang dibahas tidaklah banyak


Tipe pembaca setiap orang berbeda-beda, ada tipe di mana ketika membaca bab yang sedang dibaca merasa bahwa “kok lama ke bab selanjutnya” “banyak banget sih yang dibahas padahal intinya mah gini doang”. Tipe pembaca tersebut salah satunya adalah saya. Saya sering membaca buku motivasi, dalam setiap bab yang dibahas terkadang penulis itu mengajak si pembaca untuk mundur ke belakang (mengaitkan dengan tokoh atau kejadian masa lalu) namun terlalu banyak yang diceritakan justru malah membuat si pembaca kurang memahami apa yang disampaikan penulis. Buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah ini” setiap bab nya maksimal hanya 3 halaman. Karena memang kepenulisannya juga sistematis jadi mudah sekali buat saya pahami.


Setiap kelebihan pasti ada kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah. Dan kesempurnaan juga hanya ada pada judul lagu Rizki Febian :). Apa sih kekurangan buku “Maaf Tuhan, Aku Hampir Menyerah” yaitu :

Tidak adanya visualisasi.
Penampilan memberikan daya ketertarikan. Sesuatu yang luarnya terlihat bagus, belum tentu isi di dalamnya bagus. Dari penampilan luar (cover) dan isi, itu sangat bagus, covernya juga memiliki filosofi seperti dengan judul bukunya. Hanya saja isi di dalam buku Kak Alfialghazi ini tidak adanya visualisasi (gambar) hanya berupa tulisan. Menurut saya, visualisasi bisa berguna agar si pembaca tidak merasa bosan untuk membaca.

Sampai dipenghujung tulisan ini, saya ucapkan terima kasih banyak yang sudah membaca sampai akhir. InsyaAllah buku ini sangat bermanfaat dan menyadarkan diri kita untuk senantiasa tidak menyerah. Don’t give up but give a pause. Semoga kita menjadi manusia-manusia yang bermanfaat bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang banyak terutama untuk keluarga. Seperti yang dikatakan Kak Alfialghazi, “Hidup ini bukan hanya tentang kita, bukan hanya tentang pencapaian pribadi.Yang lebih membahagiakan dari menjadi hebat adalah menjadi bermanfaat.”

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun