These poor children without souls.
Existing only to complete one man’s goals.
Dari camp yang dingin itu, kabar buruk dunia tersiar. Tentang bagaimana nasib anak-anak sebayanya. Anak-anak di Asia telah dijadikan korban pelecehan seks. Di Nigeria, dimana anak-anak menjadi korban penculikan. Dan disini, kau tahu sendiri, jantung, kepala kami dihujam, nyawa melayang secara masif. Dewasa maupun anak-anak, tiada ampun, tanpa mengasihi, tiada henti.
Jika satu-satunya cahaya di negeri ini adalah peluru berpandu, maka hanya dalam kegelapan malam lah gadis itu merasa nyaman dan dapat melanjutkan hidup. Nyctophillia? Dia tidak peduli. Gadis itu tenang, diam dan sopan, namun di dalam pikirannya, penuh dengan trauma, jaritan, kematian, ketakutan, cinta, benci, yang dikuncinya dengan sangat rapi dan teratur, dengan sebuah senyuman -yang bahkan masih sangat jelas terbaca seperti..
"Aqtulunii"
"Bunuh saja aku"
Karena ia yakin hidupnya di atas sana akan menjadi lebih baik, seperti yang Dia janjikan, Jannah.
dari Surakarta untuk Suriah
13 Juli 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H