Mohon tunggu...
Iis Siti Aisyah
Iis Siti Aisyah Mohon Tunggu... Freelancer - Teacher | Reader | Freelance Writer

Penikmat buku dan coklat secara bersamaan. Sini nyoklat di jejaksuaraa.blogspot.com :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Matsnawi Rumi, yang Disebut-Sebut Alqurannya Persia

21 Juli 2020   07:42 Diperbarui: 25 Juli 2020   10:17 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika ditanya tentang Samarkand, denyut nadi sang gadis bertambah cepat. Tabib bertanya tentang kota itu dan bertanya tentang orang-orang yang pernah ditemui sang gadis. Gadis itu bercerita majikannya sang pandai emas selama dua tahun. Akhirnya, sang tabib menemukan penyakit gadis.

“Masalahnya ada pada hatinya, bukan tubuhnya.” Sang tabib memberi tahu sang raja untuk mengikuti petunjuk tabib. Pandai emas pun dipanggil dan diiming-imingi uang dan wilayah di tanah sang raja. Pandai emas pun tergoda dan meninggalkan rumah dan keluarganya. 

Dengan restu sang raja, lelaki tampan itupun dinikahkan dengan sang gadis dan mereka tinggal di istana kerajaan. Pasangan itupun menikmati pernikahan itu selama enam bulan, pada saat itu sang gadis benar-benar pulih. 

Lalu, sang tabib memberikan ramuan yang harus diminum pandai emas itu setiap pagi. Ramuan itu membuat pandai emas pucat dan buruk, hingga akhirnya sang gadis yang merupakan isterinya tidak lagi mencintainya. Akhirnya.. sang pandai emas meninggal dunia, dan sang gadis terbebas dari pernikahannya.

=======

Pelajaran apa yang dapat diambil dari kisah ini? Cinta karena tampilan luar bukanlah cinta sejati. Pada akhirnya cinta seperti ini hanyalah aib. Pesan moral lainnya, terdapat pada simbol:

1. sang raja = jiwa
2. sahabat raja = cinta
3. sang gadis = hati
4. tabib istana = kaum terpelajar
5. tabib tuhan = guru sufi
6. pandai emas = ego
7. ramuan = aib.

Diambil dari beberapa referensi;

Telaga Cinta Para Sufi Agung

Kimya Sang Puteri Rumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun