Mohon tunggu...
Iis Siti Aisyah
Iis Siti Aisyah Mohon Tunggu... Freelancer - Teacher | Reader | Freelance Writer

Penikmat buku dan coklat secara bersamaan. Sini nyoklat di jejaksuaraa.blogspot.com :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Matsnawi Rumi, yang Disebut-Sebut Alqurannya Persia

21 Juli 2020   07:42 Diperbarui: 25 Juli 2020   10:17 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber poto: beritadunia.net)

Siapa yang tidak mengenal Jalaludin Rumi? Seorang sufi dari Persia yang terkenal dengan puisi-puisi sufistiknya. Namun ada yang luput dari penglihatan kita, yaitu siapakah yang mengajari Rumi. 

Dalam novel berjudul Kimya Sang Putri Rumi, terdapat  sosok misterius guru yang mendampingi Rumi bernama Syams al-Din Tabrizi. Namun, tidak banyak dibahas bagaimana kehidupan Syams, Rumilah murid yang paling bisa merasakan ilmu sufi Syams sampai kabar Sang Guru hilang tanpa jejak.

Setelah kepergian itu, Rumi mengalami banyak perubahan emosional, pernah sakit dan menyuruh anaknya mencari Sang Guru, namun sia-sia. Bukan perjalanan spiritual Rumi yang akan dibahas, tetapi karya Rumi setelahnya yang disebut-sebut Alquran orang Persia, yaitu Matsnawi-yi Ma’nawi.

Pada karyanya itu memuat kisah, dongeng, fable, lelucon yang diangkat dari Alquran, hadits, dan kehidupan sehari-hari.

Berikut satu kisah matsnawi akan dipersembahkan.. chekidoot.

Dahulu kala terdapat seorang raja di negeri yang indah, suatu hari saat perjalanan kembali ke istana, sang raja melihat seorang gadis sedang duduk di tepi jalan. Gadis budak itu telah mencuri hatinya, dan sang raja berhasrat memilikinya. Sang rajapun menyuruh pembantunya untuk membeli budak itu kepada majikannya untuk di bawa ke istana.

Hari terus berlalu, gadis itu terkurung di istana dan jatuh sakit. Berat badannya turun, dan wajahnya pucat. Setiap kali sang raja menemui gadis itu, ia menolaknya. 

Rajapun memanggil tabib di seluruh negeri untuk menyembuhkan penyakitnya, raja akan memberi hadiah kepada tabib yang berhasil menyembuhkan penyakit sang pujaan. Tetapi, tidak ada satu tabib pun yang berhasil menyembuhkan sang gadis, para tabib hanya memberikan racikan ramuan.

Karena sangat khawatir dengan keadaan kekasihnya, sang raja berlari ke sebuah tempat ibadah untuk berdoa. Sang raja menangis tersedu-sedu, menangis berjam-jam, memohon dengan hati yang amat dalam meminta kepada Tuhan untuk menyembuhkan kekasihnya. Akhirnya, karena kelelahan sang raja tertidur dan bermimpi Tuhan berkata pada dirinya “Besok, sang tabib Tuhan akan datang ke kotamu. Ia punya obat untuk kekasihmu.”

Esok paginya, sang raja dan para sahabat pergi ke gerbang kota untuk menunggu sang tabib. Dari kejauhan raja melihat sang tabib. Ketika tabib mendekat tubuh sang raja semakin gemetar. Keberadaan tabib itu mengalih ambil jiwanya, dan raja menangis sambil berkata “sekarang aku sadar, bahwa sebenarnya aku mencari-Mu, bukan gadis itu. Ia hanyalah sebuah alasan, dan penyebab kesadaranku sekarang.”

Sang tabib di bawa ke istana, kemudian mulai berbicara lembut pada sang gadis. Tabib meyakinkan rahasia sang gadis aman bersamanya. Sementara, sang tabib memeriksa denyut nadinya, gadis itu bercerita asal-usul dan tugasnya sebelum ia dibeli oleh raja. Tidak ada perubahan pada denyut gadis ketika cerita, sampai tabib bertanya tempat-tempat yang pernah dikunjungi sang gadis. 

Ketika ditanya tentang Samarkand, denyut nadi sang gadis bertambah cepat. Tabib bertanya tentang kota itu dan bertanya tentang orang-orang yang pernah ditemui sang gadis. Gadis itu bercerita majikannya sang pandai emas selama dua tahun. Akhirnya, sang tabib menemukan penyakit gadis.

“Masalahnya ada pada hatinya, bukan tubuhnya.” Sang tabib memberi tahu sang raja untuk mengikuti petunjuk tabib. Pandai emas pun dipanggil dan diiming-imingi uang dan wilayah di tanah sang raja. Pandai emas pun tergoda dan meninggalkan rumah dan keluarganya. 

Dengan restu sang raja, lelaki tampan itupun dinikahkan dengan sang gadis dan mereka tinggal di istana kerajaan. Pasangan itupun menikmati pernikahan itu selama enam bulan, pada saat itu sang gadis benar-benar pulih. 

Lalu, sang tabib memberikan ramuan yang harus diminum pandai emas itu setiap pagi. Ramuan itu membuat pandai emas pucat dan buruk, hingga akhirnya sang gadis yang merupakan isterinya tidak lagi mencintainya. Akhirnya.. sang pandai emas meninggal dunia, dan sang gadis terbebas dari pernikahannya.

=======

Pelajaran apa yang dapat diambil dari kisah ini? Cinta karena tampilan luar bukanlah cinta sejati. Pada akhirnya cinta seperti ini hanyalah aib. Pesan moral lainnya, terdapat pada simbol:

1. sang raja = jiwa
2. sahabat raja = cinta
3. sang gadis = hati
4. tabib istana = kaum terpelajar
5. tabib tuhan = guru sufi
6. pandai emas = ego
7. ramuan = aib.

Diambil dari beberapa referensi;

Telaga Cinta Para Sufi Agung

Kimya Sang Puteri Rumi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun