Kata yang terucapÂ
Sebisik rasa yang mengendap
Semulus rayuan para setan memasang perangkap
Aku, lahir untuk mengeja kata
Menciptakan bangunan lewat imaji diksi
Menaruh harap pada bayang ambigu
Aghhh.. puisi
Kau, manis
Tapi bisa sekejam belati mengiris-iris
Tapiii, lihatlah..
Aku menikmatinya
Bersama sebungkus kepedihan dibalut syukur
Aku, hancur dalam kata-kata
Berharap pula pada kata
Bejanamu yang luas tak terbatas
Mengalir deras dalam untaian makna
Meremas
Meremas...
dan..
Memeras rasa.
Cukup syukur pada puisi..
Yang memanah sanubari
Beriring ragawi
Menanti musim semi
Aghh.. puisi..
Dengan puisi, aku...
Ciamis, 26 Maret 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H