Untuk penggalan kutipan gedhe dhuwure balungan dapat diartikan secar tekstual besar serta tingginya postur atau dengan kata lain analogi dari fisik seseorang yang cenderung gagah. Â
Secara kontekstual kutipan tersebut memberikan amanat secara tersirat yaitu jangan mudah tergoda oleh keadaan fisik seseorang yang rupawan. Jadi harus lebih hati-hati dalam mencari pasarangan dan merelakan jika tidak berjodoh.
Berdasarkan pembahasan contoh bebasan kontemporer dalam cakepan lagu pop Jawa yang diciptakan sekaligus dinyanyikan Denny Caknan dapat diketahui bahwa pada dasarnya peribahasa Jawa khususnya bebasan secara eksistensi dapat dikatakan masih. Â
Yang masih menjadi tanda tanya yaitu apakah para penikmat lagu-lagu pop Jawa ini memahaminya jika lagu yang sering didengarkan itu termasuk dalam bebasan Jawa atau hanya sekedar menikmati alunan lagunya. Kemungkinan lain yaitu bisa jadi hanya memahami makna yang terkandung tanpa mengetahui klasifikasi kebahasaanya.
Di era 4.0 peran teknologi sangat mendominasi, eksistensi kearifan lokal seperti bahasa daerah menjadi sebuah tantangan. Didalam cakepan lagu pop Jawa yang diciptakan segaligus dinyanyikan Denny Caknan, mengandung bebasan kontemporer.Â
Terlepas pencipta, penyanyi, maupun pendengarnya mengetahui atau tidak tentang bebasan kontemporer tersebut, tetapi eksistensi dari bebasan kontemporer bisa dikatakan relatif masih. Penelitian secara ilmiah diperlukan untuk mendukung opini ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H