Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Aksi Jaga Bumi. Aksi Kolektif Pengolahan Sampah Berkelanjutan.

6 Februari 2024   23:42 Diperbarui: 6 Februari 2024   23:49 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah pesan masuk ke dalam salah satu grup Whatsapp (WA) saya.  "Selamat sore, Teh Istanti. Terima kasih sudah mendaftar untuk agenda Aksi Jaga Bumi Askara Nusantara & FI Care. Saya Sabit panitia pendaftaran Aksi Jaga Bumi. Kami ingatkan untuk event besok agar membawa botol/tumbler dan wadah snack masing-masing."

Dari pesan di atas sudah terlihat aksi jaga buminya dimulai dari mana, kan? Yupps, benar! Yaitu, dari membawa botol/tumbler dan wadah snack masing-masing. Terkesan seperti hal yang kecil dan remeh memang. Hanya sebuah botol dan wadah kudapan gitu, lho! Emang ngefek?

Aksi besar sudah bisa dipastikan berawal dari aksi kecil. Yang penting beraksi. Nggak mager. Betul nggak? Jadi ingat informasi dari PD Kebersihan Kota Bandung bahwa timbunan sampah Kota Bandung sekira 1.500 ton/hari atau setara dengan sampah setinggi 75 cm seluas lapangan sepak bola. Wow! Kita harus bergerak bersama, hadirkan solusi sampah berkelanjutan di Bandung Raya. 

Ah, saya makin penasaran dengan aksi jaga bumi yang sudah, sedang, dan akan dilaksanakan oleh tiga pembicara yang diundang. Yaitu: Fathimah Himmatina,  Siska Nirmala, dan Iqbal Hariadi. Acara digelar pada hari Ahad, 28 Januari 2024, di Fithrah Insani Convention Hall, Bandung Barat.

1. Fathimah Himmatina, co-founder magobox (maggot in the box).

Berawal dari proyek keluarga di masa pandemi, kini magobox menjadi bagian dari solusi. Mimpi besar mereka adalah magobox bisa hadir di setiap rumah, membantu keluarga untuk memulai pengolahan sampah dari rumah, dan mendapat nilai tambah dari sampah yang diolah. Semakin banyak pengguna magobox, semakin banyak sampah yang diolah langsung dari sumbernya. Membangun ekosistem bisnis maggot yang berdampak dan berkelanjutan.

Maggot Black Soldier Fly (BSF) adalah larva/belatung dari jenis lalat tentara hitam. Hewan ini mampu mengolah berbagai jenis limbah organik dengan cepat, tidak menyebarkan penyakit, ramah terhadap lingkungan dan manusia, tidak menggigit sehingga sangat bermanfaat dan aman untuk dibudidayakan.

Budidaya maggot memiliki keuntungan dari berbagai segi. Seperti pemanfaatan sampah makanan sebagai media budidaya, BSF mengandung nutrisi yang baik untuk pakan ternak, serta media bekas budidaya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk sayuran maupun tanaman. Budidaya larva ini dimulai dari menetaskan telur, memindahkan larva ke media pembesaran yang berupa limbah organik. Lalu pada tahap akhir adalah pemanenan maggot.

Klik tautan: 


Pemberi dana pengadaan magobox atau penyelenggara program pemberdayaan masyarakat bisa dari CSR (Corporate Sosial Responsibility), program sosial, dan program pemerintah. Peternak/pengelola maggot bisa dari kalangan sekolah, perusahaan, perumahan, masjid, komunitas (hobi, pengajian, olah raga), juga bank sampah untuk edukasi program pengelolaan sampah dan program ekonomi bergulir.

Target dan segmentasi pasar magobox yaitu 30% peternak atau pet hobbies, 32% pecinta lingkungan, dan 38% pencari cuan. Kebutuhan dari pelanggan ini harus didefinisikan. Memandang pelanggan di sini bukan sebatas sebagai pembeli, tetapi sebagai orang yang akan dibantu menyelesaikan persoalannya dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Aksi pemasaran maggot bisa dilakukan di marketplace maupun media sosial. Jika ingin menambahkan informasi tentang maggot, bisa mengunjungi website-nya atau chat dengan admin medsos. Peminat bisa dicari dari follower instagram dan tiktok. Medsos bisa dimanfaatkan untuk membangun kesadaran masyarakat dengan membuat konten edukasi, story telling, dan soft selling.

Untuk menambah nilai ekonomi, maggot skala kecil bisa ditambah bubuk protein, dikemas, di-branding, lalu  dijual ke penghobi landak mini atau tempat pemancingan ikan. Maggot skala menengah menggabungkan maggot skala kecil lalu dikumpulkan ke koperasi maggot. Edutrip, bimbingan teknis (bimtek) pengolahan sampah dan maggot yang berbayar juga menambah pendapatan keluarga atau komunitas. 

"Ayo, olah sampah makanan! Jadi bagian dari solusi masalah sampah sisa makanan dari rumah. Bantu jaga lingkungan dengan budidaya maggot. Mulai dari diri sendiri, cari support system yang memiliki perilaku yang sama, buat ekosistemnya, dan pilih banyak duta maggot dari berbagai kalangan," ajak Kak Fathimah.

2. Siska Nirmala, pegiat zero waste advanture.

Kak Siska hobi naik gunung. Dia pernah mendaki Gunung Rinjani pada tahun 2010, 2020, dan 2022. Ada kegelisahan dalam dirinya terhadap sampah-sampah residu dan organik yang ditinggalkan para pendaki di Gunung Rinjani. Sampah residu yang tidak bisa didaur ulang seperti botol mineral, plastik kotor, pembalut, dan tisu basah banyak ditemukan di gunung.

Perilaku monyet pun berubah. Yang awalnya menjauh dari jangkauan manusia, sekarang para monyet berani mendekat bahkan merebut barang bawaan para pendaki. Kemungkinan kebiasaan ini bermula dari sampah sisa makanan yang ditinggalkan para pendaki yang bisa dimakan oleh monyet.

Klik tautan:


Zero waste advanture adalah gerakan efektif untuk berbicara dengan kaum muda. Berangkat dan pulang tidak bawa sampah. Petualangan dimulai dari rumah. CEGAH: yaitu mengurangi produk yang mengandung sampah kemasan plastik. PILAH: yaitu memilah sampah mika dan plastik multiply lalu mengirim ke bank atau koperasi sampah. OLAH SAMPAH: yaitu mengolah sampah organik/makanan dengan komposter karung, komposter ember, atau  menggunakan maggot. KANG PISMAN: yaitu kurangi, pisahkan, dan manfaatkan sampah.

Pengomposan sampah menghasilkan kompos yang padat dan bagus untuk tanaman. Mengompos ternyata menyelesaikan 50 masalah sampah. Dari kegiatan zero waste advanture, yang tadinya mengolah sampah itu sulit ternyata bisa jadi duit. Mau duit, kan? Eh, tahu nggak kalau Kak Siska ini hanya punya 0,5 kg sampah organik/2 hari atau setara 15 kg/bulan. Keren banget!

"Edukasi dengan memberi contoh jauh lebih efektif. Siapkan sistem pendukung dengan menyediakan bank sampah. Gerakan bisa dimulai dari masjid. Libatkan orang lain untuk bergerak bersama biar merasa capek dan nggak suka dengan sampah. Bergerak membumi dengan aksi bersih-bersih sungai agar hubungan manusia dan bumi baik-baik saja. Serta, perlakukan plastik dengan baik, ya!" kata Kak Siska.

3. Iqbal Hariadi, penulis dan content creator.

Jiwa Kak Iqbal selalu berapi-api kalau ngomongin karya dan impact. Dia suka bikin sesuatu yang baru, bermanfaat, dan berdampak buat orang banyak. Tiga karyanya saat ini sudah membantu ribuan hingga jutaan orang: @kitabisacom, @proud.project, dan Podcast Subjective.

Kitabisa dipercaya jadi jembatan banyak orang untuk menyalurkan kebaikan. Proud Project adalah media yang bisa menjadi ruang aman untuk mengenal dan menjadi versi terbaik diri sendiri. Podcast Subjective, sarana bagi Kak Iqbal untuk mendengarkan isi pemikiran dari orang-orang keren yang mungkin tidak punya akses untuk bertemu secara langsung.

Klik tautan: 


Lalu apa hubungan antara Kak Iqbal dengan aksi jaga bumi? Tentu berkaitan erat. Kehadiran medsos memungkinkan orang memviralkan sesuatu yang positif maupun negatif dengan begitu mudah dan cepat. Tapi Kak Iqbal memilih yang positif saja. Karena, berkarya bagi Kak Iqbal adalah misinya untuk bersyukur dan bermanfaat bagi sesama.

Kak Iqbal memberikan langkah-langkah untuk membuat viral kegiatan aksi jaga bumi, yaitu: rekam segala kegiatan lalu bikin konten, bagikan konten di luar grup, pemudanya dilibatkan bikin konten, saling bersinergi untuk memviralkan, dan dibantu oleh CSR untuk bikin prototipe/program percontohan.

Aksi jaga bumi harus realistik karena tidak semua orang sepaham dengan aksi yang kita lakukan. Kelompok penggerak lingkungan bisa merangkul kaum oportunis yang memiliki banyak follower. Sehingga, idealisme bisa bersanding manis dengan cuan yang didapat dari konten viral. Selepas ishoma, acara dilanjutkan dengan bimtek pengolahan sampah anorganik dan budidaya dalam ember ( budidamber) ikan lele yang menggunakan maggot sebagai pakannya.

Hatur nuhun Akang Teteh panitia dan para pembicara untuk acara yang asyik, menarik, dan mencerahkan dalam rangka pemanfaatan energi berkelanjutan. Terima kasih Kompasiana dan Elnusa Petrofin telah mengajak kami para pengamat lingkungan dan blogger untuk berbagi kisah, gagasan, dan pendapat tentang aksi serta langkah mewujudkan lingkungan sustainable untuk masa sekarang dan masa mendatang.

Salam aksi jaga bumi! Aksi kolektif pengolahan sampah berkelanjutan. Ayo, kita praktikkan!

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun