Jika terbiasa disiplin, maka tidak jadi masalah mau ikut kegiatan one day one juz (odoj). Malah tambah semangat karena termotivasi oleh teman-teman odoj lainnya. Jika disiplin kata diterapkan, maka tidak akan tertarik gibahin orang lain apalagi masuk tim fitnah. Oh, no! Kalau sudah disiplin dengan waktu salat, maka waktu-waktu yang lain bisa dimanfaatkan dengan berkualitas. Selama Ramadhan geng setan dibelenggu tak mampu mengganggu. Namun, jika kita masih bermaksiat maka diri kitalah yang jadi setan wujud manusia. Karena, geng setan asli sedang meringkuk di penjara.
3. Peduli pada sesama dan lingkungan.
Puasa bukan sekedar memindahkan jadwal makan. Lebih dari itu, puasa juga melatih pelakunya untuk ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain yang sedang kelaparan. Puasa membangun rasa peduli, empati, dan simpati. Sehingga, kita bisa menyukuri sekecil apapun karunia yang telah Allah berikan dan bersabar atas berbagai kondisi yang tidak diinginkan. Jika kita ingkar pada nikmat yang kecil, maka bagaimana mungkin Allah akan mempercayakan nikmat yang besar. Jika kita tidak belajar sabar, maka bagaimana mungkin kita tahu cara menghargai perjuangan. Peduli melahirkan aksi untuk saling berbagi kebahagiaan dengan sesama dan lingkungan.
Semoga dengan memahami makna Ramadhan kita bisa menjalankan Ramadhan dengan baik. Sehingga, kenaikan level kualitas puasa kita bisa diper-quick. Spirit Ramadan pun bisa kita bawa dan kita jaga pada bulan-bulan lain di luar Ramadhan.Â
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H