Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Dua Masjid Bersejarah di Bursa

5 April 2022   00:28 Diperbarui: 5 April 2022   00:36 1683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat wudu mirip gazebo di halaman depan Green Mosque. Foto: Dokumen Pribadi

Grand Mosque masuk dalam daftar warisan dunia yang diakui UNESCO. Foto: Dokumen Pribadi
Grand Mosque masuk dalam daftar warisan dunia yang diakui UNESCO. Foto: Dokumen Pribadi

Selain dua puluh kubah besar, masjid ini juga dilengkapi dengan dua menara. Pelatarannya luas dan memiliki deretan tempat wudu yang dinaungi pepohonan tinggi berusia sangat tua. Para pengunjung membuka sepatu di depan pintu dan meletakkannya di dalam rak-rak sepatu yang tersebar di bagian dalam masjid. Di bagian tengah masjid ada tempat wudu dengan kolam dan air mancur di tengah. Air tumpah ke dasar kolam yang berwarna biru muda. Karena letaknya yang terbuka, hanya para pria yang wudu di sini. 

Selain di luar masjid, ada juga tempat wudu di bagian tengah masjid. Unik, ya! Foto: Dokumen Pribadi
Selain di luar masjid, ada juga tempat wudu di bagian tengah masjid. Unik, ya! Foto: Dokumen Pribadi

Kubah masjid memasukkan cahaya matahari ke dalam ruangan masjid seluas lima ribu meter persegi ini. Udara yang masuk dan air kolam menyejukkan suasana di dalam. Namun, karpet tebal berwarna dominan merah mampu menghangatkan kaki yang kedinginan. Di sekitar Ulu Camii terdapat pusat perbelanjaan.

Dalam perjalanan menuju kota Izmir, rombongan singgah di rest area untuk makan siang. Menunya hampir sama dengan menu kebab hari pertama. Bedanya yang ini kebab sapi. 

Kebab sapi. Foto: Dokumen Pribadi
Kebab sapi. Foto: Dokumen Pribadi

Saat menikmati makan siang, aku tidak sengaja melihat Elif sedang berpelukan dan berciuman dengan pria pemandu lokal dari agen travel sebelah. Seolah-olah mengucapkan selamat tinggal. Aroma hidup bebas mulai terasa melihat kejadian itu. Tentu saja ini pemandangan tidak biasa yang membuatku risih. Sangat disayangkan, rombongan yang hampir semuanya berjilbab mendapat pemandu lokal yang tidak seirama.  Sepanjang jalan aku kepikiran. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun