Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menengok Peradaban Bangsa Arab di Museum Alamoudi

18 Maret 2022   15:51 Diperbarui: 19 Maret 2022   09:31 1963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman depan Museum Alamoudi Mekah. Foto: Dokumen Pribadi.

Kambing guling. Foto:Dokumen Pribadi.
Kambing guling. Foto:Dokumen Pribadi.

Petugas bergamis putih menyambut kami kemudian memberikan topi khas Arab untuk berfoto. Jika ada bapak ibu yang mau berfoto dengan baju ala-ala petani Arab, selalu ditanya,"Suami istri?" Jadi merasa tenang dan nyaman. Baju pria sama dengan baju tradisonal yang ada di bagian dalam museum. Keffiyehnya bermotif hitam putih. Baju perempuannya abaya hitam lengan pendek dengan corak bunga yang dipadukan kain warna coklat. Topinya dari anyaman daun kurma dengan ujungnya yang runcing. 

Baju ala-ala petani Arab. Foto: Dokumen Pribadi.
Baju ala-ala petani Arab. Foto: Dokumen Pribadi.

Kami berfoto dengan masing-masing memegang pedang terhunus di depan miniatur unta. Kata teman, pose foto kami ini seperti pertemuan antara putri salju dan pangeran Arab, seserahannya unta. Wkwkwk. Sekalian saja seserahannya kilang minyak, yah. Suamiku sering dikira warga Pakistan. Wajahnya memang kearab-araban. Tapi pas lihat wajah istrinya yang Asia banget, baru deh sadar kalau suamiku bukan orang Arab.  

Bukan hasil syutingan tetapi badan memang masuk kotak yang dirancang seperti tivi. Foto: Dokumen Pribadi. 
Bukan hasil syutingan tetapi badan memang masuk kotak yang dirancang seperti tivi. Foto: Dokumen Pribadi. 

Yang menarik dari Museum Alamoudi adalah pengunjung dapat menggunakan semua properti yang tersedia untuk berfoto secara gratis. Foto yang diminati adalah berpakaian ala suku Badui, ala raja-raja, maupun ala tentara Arab. Tiket masuk museum cukup murah. Tiketnya dihargai 3 riyal saja atau setara dengan Rp. 12.000.

Foto: Dokumen Pribadi.
Foto: Dokumen Pribadi.

Menikmati Museum Alamoudi seperti menelusuri peradaban bangsa Arab di masa lampau. Sayang, informasi tertulis di setiap benda yang dipamerkan masih kurang. Baik informasi dalam Bahasa Arab maupun Bahasa Inggris. Sehingga wisatawan asing tak mengetahui secara pasti hal-hal detail tentang benda-benda yang dipamerkan. Petugas museum juga tak banyak memberikan penjelasan, mungkin karena kendala bahasa. 

Brosur museum juga masih ditulis dalam Bahasa Arab. Sementara pengunjung umumnya berasal dari berbagai negara di dunia yang belum tentu mengerti Bahasa Arab.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun