Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menengok Peradaban Bangsa Arab di Museum Alamoudi

18 Maret 2022   15:51 Diperbarui: 19 Maret 2022   09:31 1963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman depan Museum Alamoudi Mekah. Foto: Dokumen Pribadi.

Senjata tradisional. Foto: Dokumen Pribadi.
Senjata tradisional. Foto: Dokumen Pribadi.

Museum Alamoudi juga memamerkan macam-macam peralatan perang bangsa Arab dari masa ke masa. Ada macam-macam pedang, panah tradisional, tombak, teropong, baju zirah, tameng, hingga bedil. Benda-benda perang itu dipamerkan di gedung utama yang berdiri di bagian tengah area museum.

Siapa yang pernah mengalami telponan zaman ini? Foto: Dokumen Pribadi.
Siapa yang pernah mengalami telponan zaman ini? Foto: Dokumen Pribadi.

Ada juga berbagai jenis telepon dan kamera zaman dulu. Jadi teringat telepon umum koin dan kartu saat jadi mahasiswa di tahun sembilan puluhan. Teringat pula kamera zaman dulu yang berisi rol film. Jika salah memasang atau melepas rol film, bisa-bisa foto tidak terekam, terbakar, atau rusak. Dan karena satu rol film hanya berisi 22 atau 36 foto saja, jadi harus dihemat. Usahakan sekali foto hasilnya terbagus dan gayanya terkece. Perjuangan, yah! Tiba-tiba diri ini merasa sudah tua.

Miniatur Ka'bah dan pernak-perniknya. Foto: Dokumen Pribadi.
Miniatur Ka'bah dan pernak-perniknya. Foto: Dokumen Pribadi.

Ada juga beberapa benda terkait Ka'bah. Seperti kain kiswah, talang emas yang dipasang di atap Ka'bah untuk mengalirkan air kala hujan, juga tembaga tempat Hajar Aswad. Mekah tempo dulu hingga kini juga disajikan dalam rangkaian foto. Kita bisa mendapat gambaran Masjidil Haram dan jemaah melakukan tawaf serta sai pada masa lampau. 

Dulu, tawaf bisa dilaksanakan di dekat Ka'bah karena jemaahnya tidak sebanyak seperti sekarang. Jemaah mendapat kemudahan mencium Hajar Aswad. Sai pun dilakukan di tanah berdebu.

Peralatan untuk menenun. Foto: Dokumen Pribadi. 
Peralatan untuk menenun. Foto: Dokumen Pribadi. 

Di bagian luar museum ada juga bilik-bilik berisi aneka macam peralatan yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Ada ruang tamu beralas tikar dan karpet dengan beberapa bantal yang disandarkan ke tembok menyerupai kursi. Meja kayu berada di tengahnya. Bilik-bilik lainnya berisi alat pertenunan tradisonal, alat permasakan, juga perlogaman. Dan perenungan alias aku berfoto dengan adegan duduk merenung di sepeda.

Perkakas dapurnya seperti ini. Foto: Dokumen Pribadi.
Perkakas dapurnya seperti ini. Foto: Dokumen Pribadi.

Ada tanaman surawung atau kemangi di dekat patung burung unta. Lalu ada bilik dengan jeruji besi menyerupai penjara. Penasaran, suamiku pun masuk ke dalamnya sambil tertawa ria. Di bagian depan museum ada orang-orangan kurma atau orangan-orangan sawah kalau di Indonesia. Di bilik depan memamerkan aneka macam timbangan, perkakas kayu, kambing guling, dll.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun