Mohon tunggu...
Istanti Surviani
Istanti Surviani Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangguh yang suka menulis

Purna bakti guru SD, traveler, pejuang kanker

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Kado Istimewa Itu adalah ...

1 Januari 2022   13:30 Diperbarui: 3 Januari 2022   01:21 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibuku saat berkunjung ke Kebun Begonia Lembang- Bandung, 2017. Sumber Ilustrasi: Dokumen Pribadi. 

Impianku dan suami mendampingi orang tua dan anak-anak ke Haramain terwujud sudah. Betapa riang dan haru rasa hatiku melihat rona bahagia mereka di tanah suci-Nya. Bapak ibu sehat semua. Ibadah lancar. 

Selama di sana nyeri kaki ibuku tidak kambuh. Jalan kaki ke sana-sini tetap kuat di tengah udara dingin kala itu. Tidak masalah dengan aneka makanan yang dihidangkan. Semuanya nikmat. Kuharap ini akan jadi kenangan indah bagi mereka. Kuharap bapak ibu senang dengan pelayanan kami.

Terima kasih kepada adik-adikku: Devi, Hendro, Yeni, dan Budi yang telah banyak membantu moril dan materil. Jazaakumulloohi khoiron. Bahwa, momen 2019 itu adalah kenangan umrah terakhir bapak, siapa sangka? Allaahummaghfirlahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu'anhu.

Kado istimewa itu adalah ... 

Ladiesiana, kado istimewa untuk ibuku di penghujung tahun 2021 adalah kondisi sehatku dalam sakit setelah satu setengah tahun aku berjuang melawan kanker payudara. 

Mendengar anaknya sakit berat, pasti membuat ibuku sedih bukan kepalang. Apalagi setahun sebelumnya, bapakku telah pergi menghadap Ilahi karena gagal ginjal.

Tingginya kasus covid-19 membatasi siapa saja untuk bepergian ke luar rumah. Sehingga, ibuku tidak bisa mendampingiku karena tempat tinggal kami berjauhan. Ibu tinggal di Lumajang, Jawa Timur. Aku berdomisili di Bandung, Jawa Barat. Dua kali lebaran aku tidak bisa pulang kampung.

Rindu parah itu pasti. Meskipun komunikasi kami selama ini dilakukan melalui telepon, tetapi setiap saat doa ibuku mengalir deras untukku. Tak terkecuali deraian air matanya. Semua itu menguatkan semangatku untuk sembuh dan sehat lagi.  

Alhamdulillaah, allaahu akbar! Setelah menuntaskan rangkaian panjang perawatan medis yang menegangkan dan menyakitkan, kondisi fisikku sudah lebih strong sekarang. Akhirnya bisa mudik juga. Aku sedang berada di Lumajang saat menulis kisah ini.

Sebanyak apapun hadiah yang kuberikan untuk ibuku tidak akan mampu membalas tetesan darah, keringat, dan air matanya. Selamanya tidak akan pernah bisa. Namun, membuatnya tersenyum dan bahagia adalah hal sederhana yang setiap waktu bisa aku lakukan. Semoga ibuku berkenan.

Ibuku memang bukan ratu dunia yang bermahkota, tetapi di telapak kakinya bersemayam istana surga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun