Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesantren NUU WAAR Bekasi, Membangun Manusia Kawasan Timur Indonesia

15 September 2024   02:02 Diperbarui: 15 September 2024   02:06 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santriwati di Pesantren NUU WAAR Bekasi, dominan dari kawasan Indonesia Timur. Foto: Isson Khairul


Indeks Pembangunan Manusia di kawasan timur Indonesia, tertinggal jauh dari masyarakat di kawasan barat Indonesia. Kesenjangannya bahkan mencapai satu dekade. Ini solusi dari Pesantren Nuu Waar, yang dimulai sejak tahun 1999 dan telah meluluskan lebih dari 6.000 santri. 

Gratis untuk Santri dari Kawasan Timur

 

Ini momen yang menyenangkan. Pada Jumat, 13 September 2024 lalu, saya berkunjung ke Pesantren Nuu Waar. Pesantren itu berada di Kampung Bunut, Desa Taman Sari, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Saya ke sana bersama kawan-kawan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Kami memang sengaja berangkat pagi menjelang siang, dari kawasan Jakarta Pusat. Meski masih pagi, ternyata matahari sudah menyengat. Kami melintasi jalan tol dan pagi itu arus lalu-lintas tidak terlalu padat. Kami leluasa menyusuri jalanan.

Gerbang Tol Burangkeng, itulah salah satu patokan untuk menuju Pesantren Nuu Waar. Dari kawasan Jakarta Pusat, pintu ke luar tol tersebut, rupanya tidak begitu jauh. Tidak sampai 1 jam perjalanan, kami sudah sudah ke luar dari Gerbang Tol Burangkeng.

Dari exit tol tersebut, kami menyusuri jalanan non-tol. Jalanan itu memang tidak terlalu lebar, tapi cukup leluasa untuk kendaraan roda empat berpapasan. Kondisi jalanannya juga lumayan baik, dengan rumah penduduk yang rapat di kiri-kanan jalan.

Di kiri jalan, nampak sebuah setu. Barangkali, karena keberadaan setu itulah, kawasan itu dinamakan Kecamatan Setu. Ini salah satu kecamatan  dari 23 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi. Secara posisi, Kecamatan Setu berada di selatan Bekasi, berbatasan langsung dengan Kecamatan Cileungsi, wilayah Kabupaten Bogor bagian Selatan.

Ada 11 desa dalam Kecamatan Setu, salah satunya Desa Taman Sari. Nah, di desa itulah berdiri Pesantren Nuu Waar, sejak tahun 1999. Nama pesantren itu lengkapnya, Nuu Waar Al Fatih Kaaffah Nusantara (AFKN). Sejak berdiri hingga kini, setidaknya pesantren tersebut sudah meluluskan lebih dari 6.000 santri.

Setiap tahun, Pesantren Nuu Waar menerima 500-600 santri, perempuan dan laki-laki. Sebagian besar santri di pesantren ini berasal dari kawasan Indonesia Timur. Antara lain, dari Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun