Adri Darmadji Woko adalah salah seorang pendiri sekaligus pengelola Komunitas Negeri Poci. Komunitas itu didirikan tahun 1993 di Kota Tegal, Jawa Tengah, ditandai dengan Pertemuan Penyair Indonesia Dari Negeri Poci dan launching edisi pertama serial antologi Dari Negeri Poci.
Sosok Pemburu Buku
Adri Darmadji Woko seorang jurnalis sekaligus penyair senior. Bukan hanya senior secara usia, tapi juga senior secara karir dan karya. Ia lama menjadi jurnalis di Majalah Kartini, Majalah Nona, dan Majalah Panasea. Hari ini, Rabu, 28 Juni 2023, Adri Darmadji Woko berulang tahun. Usianya, genap 72 tahun dan penuh semangat berburu buku.
Tak ada batas usia untuk mencari ilmu. Tak ada batas umur untuk membaca buku. Itulah yang tercermin pada diri Adri Darmadji Woko. Di usia 72 tahun ini, ia masih tangkas menjelajahi sudut-sudut Jakarta, dengan kendaraan umum dan berjalan kaki.
Dua tujuan utamanya: penjual buku dan penjual makanan. Ia memang gila buku sekaligus gila kuliner. Pada Selasa, 11 April 2023 lalu, misalnya. Sedari siang, ia sudah bergerak dengan kereta cummuterline, dari Stasiun Depok Baru, Jawa Barat. Ia memang bermukim di Kawasan Depok.
Adri Darmadji turun di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, untuk berganti kereta ke arah Stasiun Sudirman, Jakarta Pusat. Dari sana, ia pindah ke Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Dukuh Atas, yang berdekatan dengan Stasiun Sudirman.
Dengan MRT, Adri Darmadji bergerak ke kawasan Blok M, Jakarta Selatan. Kemudian, dengan bus TransJakarta, ia mengarah ke Kebayoran Lama, lalu pindah ke TransJakarta tujuan Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Dari sana, ia lanjut lagi dengan TransJakarta tujuan Taman Kota. Kemudian, nyambung dengan ojek pangkalan, yang ternyata hanya untuk jarak 200 meter saja.
Apa yang dicari Adri Darmadji Woko? Gudeg Bu Iin. Demi gudeg favoritnya itu, ia rela menempuh perjalanan berliku sampai 5 jam. Ia lahir di Jogjakarta, 28 Juni 1951, dan sangat doyan gudeg. Itu hanya salah satu contoh kegilaannya pada kuliner. Masih sangat banyak contoh lainnya.
Pada Rabu, 22 Juni 2022 lalu, lain lagi. Dengan kereta cummuterline, dari Stasiun Depok Baru, ia ke Stasiun Manggarai, kemudian pindah kereta menuju Stasiun Senen, Jakarta Pusat. Di Pasar Senen, Adri Darmadji Woko berburu buku-buku yang diminatinya. Menjelang sore, ia naik kereta lagi menuju Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.
"Sebenarnya, masih mau melanjutkan perburuan buku. Tapi, karena di Rumah Benyamin Sueb ada acara sastra, ya ditunda dulu perburuannya," ujar Adri Darmadji Woko. Rumah Benyamin Sueb adalah tempat pertunjukan berbagai kegiatan seni budaya. Lokasinya berdekatan dengan Stasiun Jatinegara.
Dua contoh di atas, cukuplah untuk menjelaskan kegilaan Adri Darmadji Woko pada buku dan kuliner. Ingat, ia sudah 70-an tahun, kini 72 tahun. Ada kah lelaki lain yang kegilaannya mirip-mirip dengan Adri Darmadji?
Merekam Jejak Kepenyairan
Secara periodik, Komunitas Negeri Poci menerbitkan antologi puisi bersama dan mengadakan pertemuan pernyair di Kota Tegal. Antologi itu terbuka untuk para penyair dari seluruh tanah air. Saat ini, ada 8.000 anggota yang tergabung dalam fanpage facebook Komunitas Dari Negeri Poci, yang merupakan Grup Publik.
Adri Darmadji Woko menuturkan, penerbitan antologi secara berkala, sesungguhnya adalah bagian dari upaya kreatif Komunitas Negeri Poci untuk merekam jejak kepenyairan para penyair Indonesia dari tahun ke tahun secara lintas generasi, lintas gender, dan lintas genre.
Dengan kata lain, itu adalah wujud kongkrit kontribusi komunitas tersebut terhadap perkembangan literasi di negeri ini, melalui gerakan kesusasteraan. Para pengelola mencari donasi dari para pihak yang relevan, untuk membiayai operasional tiap antologi yang hendak diterbitkan.
Secara hitung-hitungan finansial, Adri Darmadji Woko mengaku, ya selalu rugi. Tapi, Komunitas Negeri Poci terus menerbitkan antologi secara berkala, meski selalu rugi. Agaknya, ini adalah bentuk kegilaan yang lain dari Adri Darmadji dan kawan-kawan.
Secara perorangan, puisi-puisi karya Adri Darmadji Woko sudah diterbitkan ke dalam 6 buku puisi secara tunggal. Selain itu, karya-karyanya juga tersebar luas di puluhan antologi bersama para penyair tanah air, di luar Komunitas Negeri Poci.
Oh, ya, selain piawai menulis puisi, Adri Darmadji Woko juga mahir menyeduh teh poci. Minuman alami itulah yang selalu ia sajikan kepada rekan-rekan jurnalis dan penyair yang menyambangi kediamannya. Racikannya nikmat.
Dari pencermatan saya, Adri Darmadji Woko adalah sosok pembaca buku yang tekun. Bidang yang diminatinya sangat luas. Itu tercermin dari demikian beragam buku yang ia miliki, yang memenuhi rak-rak buku di kediamannya.
Buku-buku itu terus dan terus bertambah, karena Adri Darmadji Woko tak pernah henti berburu buku-buku yang diminatinya. Ia selalu haus akan ilmu pengetahuan.
Jakarta, 28 Juni 2023