Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adri Darmadji Woko "Negeri Poci" Sang Penyair Pemburu Buku

28 Juni 2023   18:53 Diperbarui: 28 Juni 2023   18:59 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua contoh di atas, cukuplah untuk menjelaskan kegilaan Adri Darmadji Woko pada buku dan kuliner. Ingat, ia sudah 70-an tahun, kini 72 tahun. Ada kah lelaki lain yang kegilaannya mirip-mirip dengan Adri Darmadji?

Merekam Jejak Kepenyairan

Secara periodik, Komunitas Negeri Poci menerbitkan antologi puisi bersama dan mengadakan pertemuan pernyair di Kota Tegal. Antologi itu terbuka untuk para penyair dari seluruh tanah air. Saat ini, ada 8.000 anggota yang tergabung dalam fanpage facebook Komunitas Dari Negeri Poci, yang merupakan Grup Publik.

Adri Darmadji Woko menuturkan, penerbitan antologi secara berkala, sesungguhnya adalah bagian dari upaya kreatif Komunitas Negeri Poci untuk merekam jejak kepenyairan para penyair Indonesia dari tahun ke tahun secara lintas generasi, lintas gender, dan lintas genre.

Dengan kata lain, itu adalah wujud kongkrit kontribusi komunitas tersebut terhadap perkembangan literasi di negeri ini, melalui gerakan kesusasteraan. Para pengelola mencari donasi dari para pihak yang relevan, untuk membiayai operasional tiap antologi yang hendak diterbitkan.

Secara hitung-hitungan finansial, Adri Darmadji Woko mengaku, ya selalu rugi. Tapi, Komunitas Negeri Poci terus menerbitkan antologi secara berkala, meski selalu rugi. Agaknya, ini adalah bentuk kegilaan yang lain dari Adri Darmadji dan kawan-kawan.

Secara perorangan, puisi-puisi karya Adri Darmadji Woko sudah diterbitkan ke dalam 6 buku puisi secara tunggal. Selain itu, karya-karyanya juga tersebar luas di puluhan antologi bersama para penyair tanah air, di luar Komunitas Negeri Poci.

Oh, ya, selain piawai menulis puisi, Adri Darmadji Woko juga mahir menyeduh teh poci. Minuman alami itulah yang selalu ia sajikan kepada rekan-rekan jurnalis dan penyair yang menyambangi kediamannya. Racikannya nikmat.

Dari pencermatan saya, Adri Darmadji Woko adalah sosok pembaca buku yang tekun. Bidang yang diminatinya sangat luas. Itu tercermin dari demikian beragam buku yang ia miliki, yang memenuhi rak-rak buku di kediamannya.

Buku-buku itu terus dan terus bertambah, karena Adri Darmadji Woko tak pernah henti berburu buku-buku yang diminatinya. Ia selalu haus akan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 28 Juni 2023

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun