Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tiap Kali Bersujud, Tiap Kali Engkau Dirikan Masjid

8 April 2023   03:43 Diperbarui: 8 April 2023   03:50 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kuncen Madiun, Jawa Timur. Foto: Isson Khairul

Meski secara usia, masjid ini sudah sangat tua, namun sampai saat ini Masjid Kuncen masih nampak kokoh. Semua sisi bangunan masjid nampak terawat dengan baik. Yang mengesankan, empat pilar yang menjadi tiang penyangga utama, nampak masih sangat kokoh.

Keempat tiang tersebut merupakan kayu jati, sama sekali seperti tidak dimakan usia. Dalam konteks kesejarahan, Masjid Kuncen secara resmi sudah menjadi Cagar Budaya, sejak 29 Juni 2010. Yang meresmikannya adalah Wali Kota Madiun saat itu, Bambang Irianto.

Di bagian belakang masjid, ada pemakaman, yang menjadi satu kesatuan dengan Masjid Kuncen. Di pemakaman itulah Ki Ronggo Jumeno disemayamkan. Sejumlah Bupati Madiun terdahulu, juga dimakamkan di sana. Antara lain, Raden Mas Bagus Petak, Adipati Martoloyo, Adipati Balitar, dan Tumenggung Balitar Tumapel beserta keturunannya.

Karena itulah, selain shalat dan berzikir di Masjid Kuncen, warga yang datang ke sana sekaligus berziarah ke makam para tokoh tersebut. Ketika saya berkunjung ke Masjid Kuncen, beberapa bulan sebelum Ramadan, ada beberapa warga dari luar kota yang menyengajakan mampir ke sana.

Mereka, selain shalat dan berzikir, juga sekaligus melakukan ziarah ke makam para leluhur, yang berada di pemakaman di area belakang Masjid Kuncen. Tak jauh dari masjid, ada sekolah MTs Negeri Kota Madiun. Para siswa sekolah tersebut, sebelum pulang ke rumah masing-masing, juga menunaikan shalat di Masjid Kuncen.

Dalam salah satu ceramahnya di Yogyakarta pada Senin, 19 April 2021 malam, Emha Ainun Najib menyebut, salah satu wujud kebaikan universal itu adalah silaturahmi. "Kalau silaturahmi warga baik, masjid akan berkembang baik. Masjid itu buah dari kebaikan orang di kawasan yang bersangkutan," ungkap Cak Nun.

Agaknya, apa yang diungkapkan Cak Nun, tercermin di Masjid Kuncen. Taman serta halaman masjid tertata baik. Area parkir sepeda motor serta mobil, juga tertata. Demikian juga halnya dengan kawasan pemakaman. Saat saya berkunjung ke sana, petugas pemakaman dengan telaten membersihkan area makam yang menjadi tanggung jawabnya.

Cak Nun dengan lugas menarasikan masjid dalam petikan sajak Seribu Masjid Satu Jumlahnya:

Masjid itu dua macamnya
Satu ruh, lainnya badan
Satu di atas tanah berdiri
Lainnya bersemayam di hati

Jakarta, 8 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun