Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menyerahlah untuk Menang

7 April 2023   04:15 Diperbarui: 7 April 2023   04:18 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai di sini, saya mulai paham, bahwa hiburan yang saya nikmati sebelum waktu makan sahur tersebut, sudah menjelma menjadi proses pembelajaran. Belajar tentang kehidupan. Bukan lagi hanya sebatas mencermati liriknya. Bukan hanya menghayati musiknya. Tapi, lebih dan lebih dari semua itu. Demikian yang saya rasakan.

Saya pun terus dan terus berselancar, hingga kemudian sampai ke Hadapi Dengan Senyuman-nya Ahmad Dhani. Itu dari The Greatest Hits Remastered, album kompilasi Dewa, yang dirilis pada tahun 2013. Di Hadapi Dengan Senyuman, kembali Ahmad Dhani menumbuhkan kekuatan dalam kelemahan, membangun optimisme.

Ia bukan lagi meyakinkan bahwa ada hikmah di balik segala kedukaan, di balik segenap rasa sesal. Ia dengan lugas membangkitkan spirit, agar semua yang terjadi itu, dihadapi dengan senyuman. Membiarkan diri terbelenggu dalam rasa bersalah, rasa sesal, serta kedukaan yang dalam, toh tak akan mengubah keadaan.

Kenapa? Karena, kita hanyalah manusia. Di atas segalanya, ada yang Maha, yang menciptakan langit dan bumi beserta seisinya. Manusia hanya bagian dari sedemikian maha banyak isi langit dan bumi. Dan, tiap-tiap manusia sudah ada takdirnya.

Sejumlah literatur menyebut, takdir adalah ketentuan, ukuran, dan kapastian yang telah ditetapkan Tuhan yang berlaku pada isi semesta ini. Ada yang disebut takdir muallaq yakni takdir yang masih dapat diubah dengan cara berikhtiar dan atau berusaha serta tentu saja dengan berdoa. Ada pula yang disebut takdir mubram yang berarti takdir yang telah Tuhan tetapkan dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun.

Maka, hadapilah dengan senyum. Sungguh tak ada daya manusia untuk melawan takdir-Nya, sebagaimana dalam petikan Hadapi Dengan Senyuman:

Relakanlah saja ini
Bahwa semua yang terbaik
Terbaik untuk kita semua
Menyerahlah untuk menang

Jakarta, 7 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun