Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Abdullah Dwi Nugraha Peraih Dua Predikat Terbaik di Sekolah Polisi

15 Juli 2022   19:51 Diperbarui: 15 Juli 2022   20:11 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bripda Abdullah Dwi Nugraha bersama sang ayah, yang selalu memotivasi. Foto: Didik Wiratno

Cendikiawan, Tertabah, dan Trengginas. Itulah tiga predikat terbaik di Sekolah Polisi Negara (SPN). Abdullah Dwi Nugraha meraih dua predikat tersebut sekaligus di SPN Polda Banten. Siapa sosok Bintara Polri tersebut?

Termotivasi Siaran Televisi

Content siaran televisi yang baik, akan memberi dampak yang baik. Nugi, sapaan akrab Abdullah Dwi Nugraha, adalah salah satu sosok yang terdampak baik oleh siaran televisi.

Semasa kanak-kanak di Kadomas, salah satu kelurahan di Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Nugi kerap menonton televisi. Suatu hari, sepulang mengaji dari musala, ia menonton televisi yang menayangkan sosok Polisi membaca Al-Quran, dalam konteks men-syiar-kan. Bacaannya sangat bagus.

Polisi itu berpakaian dinas lengkap. "Ternyata, Pak Polisi tersebut adalah juga seorang hafiz Al-Quran. Saya sangat terkesan dengan sosok Polisi itu, hingga saya termotivasi untuk menjadi Polisi," ungkap Nugi, pada Kamis, 14 Juli 2022 lalu.

Pada Kamis itu, Abdullah Dwi Nugraha benar-benar sudah menjadi Polisi. Ia salah seorang dari 168 siswa yang dilantik menjadi Bintara Polri di SPN Polda Banten, Jalan Mandalawangi, Pandeglang, Provinsi Banten.

Adalah Kapolda Banten Irjen Pol Prof. Dr. Rudy Heriyanto yang melantik para Bintara Polri tersebut di Pandeglang, pada Kamis, 7 Juli 2022 lalu. "Ini adalah bagian dari strategi peningkatan kompetensi Polisi secara berkelanjutan," ujar Kapolda Banten, seusai pelantikan.

Irjen Pol Rudy Heriyanto menuturkan, melalui sistem pendidikan terpadu di SPN Polda Banten, para calon Bintara Polri tersebut dididik agar menjadi sosok Bhayangkara yang memiliki komitmen tinggi untuk melayani masyarakat.

Di momen pelantikan itu, Kapolda Banten mengalungkan dua medali sekaligus, yaitu medali Cendikiawan dan medali Tertabah kepada Abdullah Dwi Nugraha, yang akrab disapa Nugi. Kedua medali tersebut menjadi penanda prestasi Nugi, menjadi Bintara Polri Terbaik, dari 168 Bintara lulusan SPN Polda Banten tahun 2022.

Oh, ya, saat ini setidaknya ada 27 Sekolah Polisi Negara (SPN) yang tersebar di seluruh Indonesia. Kebijakan Manajemen Pendidikan Bintara Polri yang diterapkan oleh SPN, mengacu pada Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang Sistem Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Kapolda Banten Irjen Pol Prof. Dr. Rudy Heriyanto beserta isteri di SPN Polda Banten. Foto: Polda Banten
Kapolda Banten Irjen Pol Prof. Dr. Rudy Heriyanto beserta isteri di SPN Polda Banten. Foto: Polda Banten

Orangtua Motivasi Berprestasi

Untuk menjadi Bintara Polri, Nugi menjalani pendidikan selama 5 bulan di SPN Polda Banten. "Masa-masa terberat bagi saya adalah pada bulan pertama. Latihan fisik yang intens pagi-siang-malam, benar-benar menantang fisik dan psikis saya secara bersamaan," kenang Abdullah Dwi Nugraha.

Ia mengaku sempat merasa jenuh, karena kelelahan fisik dan psikis. Rekan-rekannya juga mengalami hal yang sama. "Di titik puncak rasa jenuh, berbagai nasihat orangtua berseliweran dalam ingatan. Terbayang perjuangan orangtua untuk menafkahi keluarga," ungkap Nugi, sembari mengarahkan pandangan ke ayahnya, yang menemaninya saat diwawancara.

"Saya menasihatinya, agar selalu sungguh-sungguh," timpal sang ayah, "Ini kan jalan yang diberikan Allah. Syukuri sepenuhnya, jangan sia-siakan," tukas sang ayah, mengulangi nasihat yang ia berikan kepada Nugi. Aktivitas ayah Nugi sehari-hari adalah menjadi pedagang buah-buahan.

Nugi mengaku, nasihat orangtua itulah yang ia gunakan untuk melawan rasa jenuh selama pendidikan. "Saya membandingkan, apalah beratnya tempaan fisik dan psikis yang saya jalani ini, dibandingkan dengan beratnya perjuangan orangtua saya menghidupi serta mendidik kami anak-anak mereka," lanjut Nugi dengan suara dalam.

Nugi adalah anak tengah, dengan satu kakak dan satu adik. Ayah mereka pedagang buah dan ibu mereka membantu-bantu sang ayah. Dengan kehidupan ekonomi yang demikian, Nugi memilih sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Pandeglang, jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Ia berharap setelah lulus bisa langsung bekerja, karena sudah dibekali keterampilan di SMK.

Itu strategi Nugi untuk jaga-jaga, jika tidak diterima di SPN, yang menjadi cita-cita utamanya. Alhamdulillah, ia diterima dan kini sudah menjadi Bintara Polri. Bahkan, mampu berprestasi, meraih dua predikat terbaik sekaligus.

"Saya ini anak desa, kami dari dulu hingga kini ya tinggal di desa. Saya tidak punya acuan untuk cita-cita, selain termotivasi oleh Pak Polisi yang saya tonton di televisi semasa saya kanak-kanak. Untuk perjuangan hidup, acuan saya ya orangtua, nasihat orangtua," ungkap Nugi lebih lanjut.

Dengan kata lain, tauladan orangtua serta spirit perjuangan hidup orangtua, itulah sesungguhnya kunci sukses Abdullah Dwi Nugraha di SPN Polda Banten, hingga ia mampu menjadi Bintara Polri Terbaik di sana.

Abdullah Dwi Nugraha, yang akrab disapa Nugi tersebut, berharap, perjuangannya mewujudkan cita-cita ini bisa menjadi motivasi bagi mereka yang berminat mengikuti pendidikan Kepolisian. Meski berasal dari desa, meski secara ekonomi terbatas, tetap terbuka peluang untuk berprestasi.

Kombes Pol Noffan Widyayoko (kanan) memberi arahan kepada Bripda Abdullah Dwi Nugraha (kiri). Foto: Tama
Kombes Pol Noffan Widyayoko (kanan) memberi arahan kepada Bripda Abdullah Dwi Nugraha (kiri). Foto: Tama
Anak Orangtua Menjadi Anak Negara

Kekuatan ikatan anak dengan orangtua, itulah yang sangat dipahami oleh Kapolda Banten Irjen Pol Prof. Dr. Rudy Heriyanto. Apa yang diungkapkan Abdullah Dwi Nugraha adalah satu dari banyak contoh lainnya.

Pada Kamis, 30 Juni 2022 lalu misalnya, Kapolda Banten melakukan kunjungan kerja ke SPN Polda Banten di Pandeglang. Untuk memotivasi para siswa Kepolisian tersebut, Irjen Pol Rudy Heriyanto memberikan arahan.

Di tengah memberikan arahan, ia memanggil siswa bernama Ridwan Syahreza untuk tampil ke depan. Pada saat yang bersamaan Kapolda Banten menghubungi orangtua Ridwan secara video call.

"Ini ada anaknya mau ngobrol," sapa Irjen Pol Rudy Heriyanto kepada orangtua Ridwan, sambil memberikan handphone-nya kepada Ridwan. Selanjutnya, terjadilah percakapan orangtua dan anak, yang tentu saja menebarkan suasana bahagia sekaligus haru di pertemuan dengan 168 siswa SPN Polda Banten Angkatan 47-2022 tersebut.

Isson Khairul (kiri) bersama Bripda Abdullah Dwi Nugraha dan sang ayah. Foto: Tama
Isson Khairul (kiri) bersama Bripda Abdullah Dwi Nugraha dan sang ayah. Foto: Tama

Merawat ikatan anak dengan orangtua, memang bagian dari upaya Kapolda Banten untuk memotivasi siswa Kepolisian. "Pada saat yang bersamaan, mereka sesungguhnya adalah juga anak negara. Sudah menjadi Anak Negara," tutur Ka SPN Polda Banten Kombes Pol Noffan Widyayoko.

Sebagai Bintara Polri, pangkat mereka setelah lulus SPN adalah Brigadir Dua Polisi. Menurut Kombes Pol Noffan Widyayoko, "Seluruh kebutuhan hidup mereka, mulai dari ujung rambut hingga ke ujung kaki, ditanggung oleh negara," lanjut Kepala SPN Polda Banten tersebut.

Nah, dalam konteks Anak Negara, tugas utama mereka adalah mengayomi masyarakat, menjaga serta menciptakan keamanan serta ketertiban masyarakat (Kamtibmas). "Hal tersebut benar-benar harus tertanam dalam diri mereka," tukas Kombes Pol Noffan Widyayoko.

Dengan kata lain, seluruh materi pendidikan di sekolah Kepolisian tersebut, mengacu kepada tugas utama yang dimaksud. Hal itulah yang terus dikembangkan Kombes Pol Noffan Widyayoko bersama seluruh pengampu mata ajaran di SPN Polda Banten.

Banten, 15 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun