Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Banten International Stadium, Berapa Telinga Gubernur Wahidin Halim?

9 Mei 2022   08:05 Diperbarui: 9 Mei 2022   08:18 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur Banten Wahidin Halim menjajal rumput Banten International Stadium (BIS). Foto: kompas.com

Senin, 9 Mei 2022 ini, Banten International Stadium (BIS) diresmikan. Gubernur Banten Wahidin Halim yang akan meresmikannnya. Ada fun bike ribuan peng-gowes, shalawatan seribu santri, pertandingan persahabatan antara Banten All Stars dan Selebritis FC, serta bazar.

Itu keterangan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Banten, M. Rahmat Rogianto, kepada media pada Jumat, 29 April 2022. Ada berapa telinga Gubernur Wahidin Halim?

Kenapa Wahidin Halim? Kenapa Telinga?

Karena Banten International Stadium menyandang kata international, mari kita mulai dengan hal-hal yang internasional. Tahun 2016, Bob Dylan menerima Hadiah Nobel Sastra. Penyanyi dan penulis lagu internasional asal Amerika Serikat tersebut, menerima Hadiah Nobel, karena ia telah menciptakan ekspresi puitis dalam tradisi lagu-lagu di Amerika.

Salah satu lagu Bob Dylan yang sangat meng-internasional, adalah Blowin' in The Wind. Ini salah satu petikan lirik lagu tersebut:

       

And how many ears must one man have
Before he can hear people cry?
 

Dalam bahasa kita, lirik itu bisa dibaca: berapa pasang telinga yang dibutuhkan seorang lelaki, sebelum ia mampu mendengar tangisan kaumnya? Karena ini menyangkut kaum, orang banyak, maka seorang lelaki yang dimaksud lirik itu adalah seorang pemimpin. Dengan kata lain, berapa pasang telinga yang dibutuhkan seorang pemimpin, sebelum ia mampu mendengar tangisan rakyatnya?   

Dalam konteks ini, Wahidin Halim tentulah seorang lelaki, sekaligus seorang pemimpin. Ia Gubernur Banten terpilih, yang dipilih oleh rakyat Provinsi Banten. Wahidin Halim bersama wakilnya, Andika Hazrumi, dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten oleh Presiden Joko Widodo, pada 12 Mei 2017.

Nah, sang Gubernur akan meresmikan Banten International Stadium (BIS), pada Senin, 9 Mei 2022 ini. Peresmian tersebut tentulah melibatkan ribuan orang, ribuan rakyatnya. Mengacu kepada Instruksi Mendagri nomor 10/2022 tentang PPKM level 3,2,1 dan Instruksi Mendagri nomor 18/2022, Kota Serang saat ini berada dalam status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3.

Secara wilayah, lokasi Banten International Stadium (BIS) berada di Sport Center Curug, Kota Serang, Provinsi Banten. Prof Wiku Adisasmito, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, yang kami hubungi melalui WhatsApp pada Minggu, 8 Mei 2022, menegaskan, Indonesia masih berstatus Pandemi Covid-19. Maka kegiatan yang melibatkan orang banyak di masa pandemi, harus disesuaikan dengan level PPKM daerah yang bersangkutan.

Apakah kedua mata Gubernur Wahidin Halim, tidak melihat aturan tersebut? Apakah kedua telinga Gubernur Wahidin Halim, tidak pernah mendengar kondisi Pandemi Covid-19 di wilayahnya? Mari kita bertanya dengan nada Bob Dylan, berapa pasang telinga yang dibutuhkan Wahidin Halim, sebelum ia mampu mendengar tangisan rakyatnya?

Isson Khairul di pintu masuk Banten International Stadium (BIS), meriah dengan spanduk. Foto: Budi Tan
Isson Khairul di pintu masuk Banten International Stadium (BIS), meriah dengan spanduk. Foto: Budi Tan

Kenapa Izin Keramaian? Kenapa Banten International Stadium?

Peresmian Banten International Stadium (BIS) oleh Gubernur Banten Wahidin Halim pada Senin, 9 Mei 2022 ini, tentulah menimbulkan keramaian. Ada fun bike ribuan peng-gowes, shalawatan seribu santri, pertandingan persahabatan antara Banten All Stars dan Selebritis FC, serta bazar yang berpotensi timbulnya keramaian.

Bagaimana dengan izin keramaiannya? Pada Minggu, 8 Mei 2022, saya menghubungi Polda Banten dan diterima oleh Kabid Humas Polda Banten, Kombes Shinto Silitonga. 

Sebelum menjawab pertanyaan saya tentang Izin Keramaian Peresmian Banten International Stadium, Kombes Shinto Silitonga menjelaskan, bahwa Operasi Ketupat Maung 2022 yang meliputi mudik dalam kondisi Pandemi Covid-19, baru akan berakhir pada Minggu, 8 Mei 2022, pukul 00.00 WIB.

"Polda Banten tentu akan melakukan evaluasi menyeluruh tentang mudik dalam kondisi Pandemi Covid-19 ini, sebelum menerbitkan izin keramaian yang diajukan para pihak kepada Polda Banten," ujar Kombes Shinto Silitonga. Operasi Ketupat Maung 2022 berlangsung sejak Rabu, 27 April 2022.            

Maka, dapat dipastikan, Peresmian Banten International Stadium tersebut, belum mengantongi Izin Keramaian dari Polda Banten, sebagai pihak yang berwenang. Lebih lanjut, Kombes Shinto Silitonga menerangkan, Polda Banten mengacu kepada arahan Pemerintah Pusat, dalam konteks penanganan berbagai aktivitas di wilayah, sebagai bagian dari strategi memutus rantai penyebaran Covid-19.

Kita tahu, Pemerintah Pusat, dalam hal ini Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Tjahjo Kumolo, telah menyepakati usulan penerapan sistem work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) dan karyawan swasta usai libur Lebaran 2022. Detailnya, bisa kita cermati di laman resmi menpan.go.id, yang dilansir pada, Jumat, 6 Mei 2022.

Untuk wilayah Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, WFH diterapkan selama satu minggu setelah puncak arus balik Lebaran, yaitu mulai Senin, 9 Mei 2022. Artinya, ASN dan karyawan swasta di tiga Provinsi tersebut, wajib patuh untuk WFH, mulai Senin, 9 Mei 2022, sampai seminggu ke depan.

Melalui WFH selama seminggu itu, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesungguhnya tengah melokalisir penyebaran Covid-19. Rantai penyebaran virus, dilokalisir. Strategi tersebut akan memberi keleluasaan kepada para pemangku kepentingan untuk mendeteksi warga yang mungkin terpapar Covid-19. Dengan demikian, penanganannya bisa lebih fokus dan terukur.

Nah, masih nekad kah Gubernur Wahidin Halim mengadakan kegiatan yang menimbulkan keramaian? Mari kita bertanya dengan nada Bob Dylan, berapa pasang telinga yang dibutuhkan Wahidin Halim, sebelum ia mampu mendengar tangisan rakyatnya?

Isson Khairul mewawancarai KH Embay di kediamannya di Kota Serang, Banten. Foto: Budi Tan
Isson Khairul mewawancarai KH Embay di kediamannya di Kota Serang, Banten. Foto: Budi Tan

Apa Urgensinya? Kenapa Tidak Ditunda?

Pada Minggu, 8 Mei 2022 itu juga, saya menemui Kiai Haji Embay Mulya Syarief, sesepuh Banten yang sangat disegani. Kami bertemu di kediamannya di Pekarungan, Kota Serang, Provinsi Banten. Kiai Haji Embay adalah Ketua Umum Pengurus Besar Mathla'ul Anwar (PBMA) 2021-2016. Ia menilai, peresmian Banten International Stadium (BIS) yang menimbulkan keramaian tersebut, lebih baik ditunda.

"Jangan sampai kerumunan warga di peresmian tersebut, justru menimbulkan cluster Covid-19. Itu berbahaya. Itu lebih banyak mudharat-nya dibandingkan manfaatnya. Seorang pemimpin harus mengedepankan keselamatan rakyat banyak, melindungi kesehatan rakyat," ungkap pengasuh Ponpes Tahfidz Daarul Hamiid Banten itu dengan tegas.

Sebagai tokoh masyarakat Banten, KH Embay Mulya Syarief mengingatkan, "Pemprov Banten harusnya memberi contoh yang baik. Covid-19 masih menjadi ancaman bagi kita semua. Tak usahlah kini mengadakan seremoni besar-besaran, yang menimbulkan kerumunan. Lebih baik tunda saja peresmian Banten International Stadium tersebut," lanjut Kiai Haji Embay, yang dikenal sebagai salah seorang pendiri Provinsi Banten.

Dengan nada yang sama, Uday Suhada juga mengingatkan agar peresmian Banten International Stadium tersebut, ditunda saja. Menurutnya,  tidak ada sesuatu yang mendesak dan urgen. "Kenapa sih dipaksakan peresmiannya? Risikonya besar bagi keselamatan masyarakat. Jadi harus ditunda dulu," tukas Uday Suhada, Direktur Eksekutif Aliansi Independen Peduli Publik (ALIPP), pada Minggu, 8 Mei 2022.

Dalam konteks kekuasaan, boleh jadi Gubernur Banten Wahidin Halim memang sengaja mendesak serta memaksakan peresmian Banten International Stadium tersebut. Karena, secara yuridis, jabatan Wahidin Halim sebagai Gubernur Banten, akan segera berakhir, pada Kamis, 12 Mei 2022 ini. Tapi, apa iya, Wahidin Halim tega mengorbankan keselamatan rakyatnya, hanya demi seremoni kekuasaan?

Mari kita bertanya dengan nada Bob Dylan, berapa pasang telinga yang dibutuhkan Wahidin Halim, sebelum ia mampu mendengar tangisan rakyatnya?

Banten, 9 Mei 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun