Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setelah 18 Tahun, Teater Tanah Air Kembali ke Jepang

4 Mei 2022   23:04 Diperbarui: 4 Mei 2022   23:08 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isson Khairul (kiri) bersama Jose Rizal Manua di tengah anak-anak Teater Tanah Air yang sedang latihan. Foto: Isson Khairul

64 Tahun Indonesia-Jepang

Bagi Teater Tanah Air dan Jose Rizal Manua, undangan untuk mentas di The World Festival of Children's Performing Arts in Toyama, Jepang, pada bulan Juli 2022 ini, adalah untuk yang kedua kalinya. Yang pertama, pada 1-6 Agustus 2004, dengan tajuk The Asia Pacific Festival of Children's Theatre, yang dilangsungkan di Tayamaken Takaoka Bunka Hall.

Pada Agustus 2004 tersebut, Teater Tanah Air dan Jose Rizal Manua mementaskan naskah teater karya Danarto. Judulnya, Bumi Di Tangan Anak-Anak: Earth Within Children's Hand. Kita tahu, Danarto adalah juga seniman serba bisa. Ia piawai menulis cerpen, naskah teater, dan melukis. Tempo.co, misalnya, pada Rabu, 11 April 2018, menulis Danarto, Guru Bagi Penulis Muda.

Di The Asia Pacific Festival of Children's Theatre tahun 2004 tersebut, Teater Tanah Air dan Jose Rizal Manua berhasil memenangkan  10 medali emas untuk berbagai kategori di festival yang dimaksud. "Saya bersemangat untuk kembali mengikuti festival teater di Toyama tersebut. Ini kesempatan bagi saya dan Teater Tanah Air untuk mengharumkan nama Indonesia di pentas teater dunia," ujar Jose Rizal Manua, pada Selasa, 3 Mei 2022 lalu.

Setelah mendapatkan undangan resmi dari The Executive Committee of The World Festival of Children's Performing Arts in Toyama, Jose Rizal Manua sudah langsung bergerak mencari donator untuk biaya mengikuti festival itu. "Saya berharap para pemangku kepentingan, mendukung aktivitas seni budaya ini. Bagaimanapun juga, seni budaya adalah bagian penting untuk merawat hubungan antar bangsa-bangsa di dunia," lanjut Jose Rizal Manua, ketika saya temui di tempat latihan Teater Tanah Air di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.

Dalam konteks hubungan antar bangsa, persahabatan Indonesia-Jepang sudah memasuki yang ke-64 tahun, sejak ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian Jepang-Indonesia, pada tanggal 20 Januari 1958. 

Sejak itu, Jepang-Indonesia menjadi mitra strategis. Pada Peringatan Hari Jadi Indonesia Japan Business Networking (IJB.Net), pada Selasa, 10 Agustus 2021, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, hingga semester pertama 2021, realisasi penanaman modal asing (PMA) dari Jepang, mencapai US$ 1 miliar atau Rp 14,4 triliun, dalam 6.794 proyek.

Niken Flora Rinjani dari Teater Tanah Air, menerima penghargaan dari Presiden Teater Anak Jepang. Foto: Dok. TTA
Niken Flora Rinjani dari Teater Tanah Air, menerima penghargaan dari Presiden Teater Anak Jepang. Foto: Dok. TTA

Swaraji, Sandiwara Rakyat Jepang

Pada Juli 2022 nanti, Teater Tanah Air akan mementaskan Help, naskah teater karya Putu Wijaya. Yang akan menyutradarai adalah Jose Rizal Manua. Pemainnya, tentu saja anak-anak yang menjadi anggota Teater Tanah Air. Jose Rizal Manua menuturkan, "Konsep dasar berteater di Teater Tanah Air adalah bermain. Anak-anak saya ajak bermain dengan riang-gembira. Mereka bermain-main di panggung, meski sesungguhnya mereka sedang mementaskan teater."

Naskah Help karya Putu Wijaya mencakup segala permainan anak-anak, permainan yang kerap dimainkan anak-anak di kampung-kampung. Meski berbasis permainan anak kampung, Jose Rizal Manua mengemasnya menjadi tontonan modern. Lengkap dengan robot serta atraksi cahaya yang spektakuler. Kostum anak-anak itu pun dirancang unik, penuh warna-warni, khas anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun