Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Setelah 18 Tahun, Teater Tanah Air Kembali ke Jepang

4 Mei 2022   23:04 Diperbarui: 4 Mei 2022   23:08 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kelompok Teater Tanah Air dan Jose Rizal Manua Ketika tahun 2004 di Jepang. Foto: Dok. TTA

Teater Tanah Air adalah Jose Rizal Manua. Teater Tanah Air sesungguhnya teater anak-anak, yang dimainkan oleh anak-anak. Teater ini didirikan di Jakarta, pada 14 September 1988, dan telah menjuarai berbagai festival teater anak-anak tingkat dunia. Bulan Juli 2022 nanti, mereka akan mentas di pesta teater anak-anak di Jepang. Luar biasa!

Children's Performing Arts in Toyama

Ya, Juli 2022 nanti, Teater Tanah Air akan kembali pentas di Jepang. Jose Rizal Manua selaku pimpinan dan sutradara teater tersebut, akan mementaskan Help, naskah teater karya Putu Wijaya. Kita tahu, Putu Wijaya adalah tokoh teater terkemuka Indonesia, yang pada Senin, 11 April 2022 lalu, merayakan ulang tahunnya yang ke-78.

Boleh dibilang, tak ada yang meragukan kompetensi Jose Rizal Manua dan Putu Wijaya dalam bidang teater dan sastra. Harian Kompas, pada edisi Minggu, 18 Oktober 2015, misalnya, menulis Jose Rizal, Magma Teater Anak. Kompas.com pada Rabu, 24 November 2021, menulis Putu Wijaya, Sastrawan Serba Bisa.

Putu Wijaya bukan hanya piawai berteater, tapi ia sekaligus lihai melukis, menulis drama, cerpen, esai, novel, skenario film, dan sinetron. Karena kompetensi itulah, The World Festival of Children's Performing Arts in Toyama, Jepang, mengundang Jose Rizal Manua dan Teater Tanah Air untuk mentas di pesta teater anak-anak tersebut.

Toyama adalah kota yang berjarak sekitar 249 kilometer dari Tokyo, ibu kota Jepang. Ada 7 sungai yang membentang di dalam Kota Toyama, dari selatan ke utara. Air ketujuh sungai tersebut jernih, mengalir dari pegunungan hingga ke Laut Jepang. Karena itulah, Toyama dikenal sebagai kota air, bahkan seringkali disebut sebagai Venice dari Timur.

Untuk mencapai Toyama dari Tokyo, kita bisa menggunakan kereta shinkansen, dengan waktu tempuh sekitar 2 jam 10 menit. Oh, ya, Toyama juga dikenal sebagai kota pelabuhan. Pada zaman Sengoku di abad 15-16, Toyama diperebutkan banyak pihak. Puncak kemakmuran Toyama, berlangsung pada zaman Edo, 1603-1868, karena obat-obatan buatan Toyama, terkenal berkualitas tinggi.

Kini, Toyama terkenal dengan industri kaca. Karena itulah, di kota tersebut, banyak sekali gedung-gedung megah berdinding kaca. Di sana, persisnya di wilayah Takaoka, terdapat Museum Takaoka Mikurumayama. Itu menjadi salah satu tempat belajar kerajinan tangan tingkat tinggi.

Tiap tanggal 1 Mei tiap tahun, di sana diselenggarakan Festival Takaoka Mikurumayama, yang sudah dikukuhkan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) menjadi Warisan Budaya Tidak Berbentuk. Museum tersebut sekaligus menjadi tempat pertunjukan teater, dengan format video resolusi tinggi 4K, yang memungkinkan pengunjung merasa terlibat langsung, sejak persiapan hingga pada hari festival.

Berbasis permainan anak-anak, sebagai dialog budaya dengan bangsa-bangsa di dunia. Foto: Dok. TTA
Berbasis permainan anak-anak, sebagai dialog budaya dengan bangsa-bangsa di dunia. Foto: Dok. TTA

64 Tahun Indonesia-Jepang

Bagi Teater Tanah Air dan Jose Rizal Manua, undangan untuk mentas di The World Festival of Children's Performing Arts in Toyama, Jepang, pada bulan Juli 2022 ini, adalah untuk yang kedua kalinya. Yang pertama, pada 1-6 Agustus 2004, dengan tajuk The Asia Pacific Festival of Children's Theatre, yang dilangsungkan di Tayamaken Takaoka Bunka Hall.

Pada Agustus 2004 tersebut, Teater Tanah Air dan Jose Rizal Manua mementaskan naskah teater karya Danarto. Judulnya, Bumi Di Tangan Anak-Anak: Earth Within Children's Hand. Kita tahu, Danarto adalah juga seniman serba bisa. Ia piawai menulis cerpen, naskah teater, dan melukis. Tempo.co, misalnya, pada Rabu, 11 April 2018, menulis Danarto, Guru Bagi Penulis Muda.

Di The Asia Pacific Festival of Children's Theatre tahun 2004 tersebut, Teater Tanah Air dan Jose Rizal Manua berhasil memenangkan  10 medali emas untuk berbagai kategori di festival yang dimaksud. "Saya bersemangat untuk kembali mengikuti festival teater di Toyama tersebut. Ini kesempatan bagi saya dan Teater Tanah Air untuk mengharumkan nama Indonesia di pentas teater dunia," ujar Jose Rizal Manua, pada Selasa, 3 Mei 2022 lalu.

Setelah mendapatkan undangan resmi dari The Executive Committee of The World Festival of Children's Performing Arts in Toyama, Jose Rizal Manua sudah langsung bergerak mencari donator untuk biaya mengikuti festival itu. "Saya berharap para pemangku kepentingan, mendukung aktivitas seni budaya ini. Bagaimanapun juga, seni budaya adalah bagian penting untuk merawat hubungan antar bangsa-bangsa di dunia," lanjut Jose Rizal Manua, ketika saya temui di tempat latihan Teater Tanah Air di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.

Dalam konteks hubungan antar bangsa, persahabatan Indonesia-Jepang sudah memasuki yang ke-64 tahun, sejak ditandatanganinya Perjanjian Perdamaian Jepang-Indonesia, pada tanggal 20 Januari 1958. 

Sejak itu, Jepang-Indonesia menjadi mitra strategis. Pada Peringatan Hari Jadi Indonesia Japan Business Networking (IJB.Net), pada Selasa, 10 Agustus 2021, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, hingga semester pertama 2021, realisasi penanaman modal asing (PMA) dari Jepang, mencapai US$ 1 miliar atau Rp 14,4 triliun, dalam 6.794 proyek.

Niken Flora Rinjani dari Teater Tanah Air, menerima penghargaan dari Presiden Teater Anak Jepang. Foto: Dok. TTA
Niken Flora Rinjani dari Teater Tanah Air, menerima penghargaan dari Presiden Teater Anak Jepang. Foto: Dok. TTA

Swaraji, Sandiwara Rakyat Jepang

Pada Juli 2022 nanti, Teater Tanah Air akan mementaskan Help, naskah teater karya Putu Wijaya. Yang akan menyutradarai adalah Jose Rizal Manua. Pemainnya, tentu saja anak-anak yang menjadi anggota Teater Tanah Air. Jose Rizal Manua menuturkan, "Konsep dasar berteater di Teater Tanah Air adalah bermain. Anak-anak saya ajak bermain dengan riang-gembira. Mereka bermain-main di panggung, meski sesungguhnya mereka sedang mementaskan teater."

Naskah Help karya Putu Wijaya mencakup segala permainan anak-anak, permainan yang kerap dimainkan anak-anak di kampung-kampung. Meski berbasis permainan anak kampung, Jose Rizal Manua mengemasnya menjadi tontonan modern. Lengkap dengan robot serta atraksi cahaya yang spektakuler. Kostum anak-anak itu pun dirancang unik, penuh warna-warni, khas anak-anak.

Dalam konteks permainan anak kampung, Putu Wijaya sebagai penulis naskah Help, sangat menjaga kekentalan permainan anak-anak Indonesia. Dalam korelasinya dengan Jepang, Putu Wijaya juga sangat paham substansi sandiwara rakyat Jepang. Pada tahun 1973, Putu Wijaya mendapat beasiswa untuk belajar tentang drama di Jepang, selama satu tahun.

Selama proses belajar drama di Jepang itu, Putu Wijaya menjalani hidup bersama kelompok masyarakat komunal di Jepang. Ia juga turut memberikan pertunjukan sandiwara rakyat keliling di Jepang, yang bernama Swaraji. Dengan kata lain, Help yang akan dipentaskan Teater Tanah Air kepada publik Jepang pada Juli 2022 nanti, sesungguhnya akan menjelma menjadi dialog budaya, percakapan antar bangsa, melalui panggung teater.

Isson Khairul (kiri) bersama Jose Rizal Manua di tengah anak-anak Teater Tanah Air yang sedang latihan. Foto: Isson Khairul
Isson Khairul (kiri) bersama Jose Rizal Manua di tengah anak-anak Teater Tanah Air yang sedang latihan. Foto: Isson Khairul

Dalam undangan resmi dari The Executive Committee of The World Festival of Children's Performing Arts in Toyama, Jose Rizal Manua dan Teater Tanah Air adalah satu-satunya kelompok teater dari Indonesia yang akan tampil di Toyama, Jepang. Grup teater dari negara lain, adalah dari Argentine, Belgium, Canada, China, Croatia, Cuba, Czech, Egypt, Hungary, South Korea, Monaco, Russia, Thailand, United Kingdom, Vietnam, dan Zimbabwe.

"Sebagai orang Indonesia, sebagai pekerja teater Indonesia, saya tentu saja sangat bangga. Karena, teater Indonesia diperhitungkan oleh Jepang. Dalam hal ini, Teater Tanah Air dipercaya menjadi bagian dari diplomasi Indonesia terhadap bangsa-bangsa di dunia, melalui seni budaya," ungkap Jose Rizal Manua, yang berharap para pemangku kepentingan mendukung rencana pementasan di Toyama, Jepang, tersebut.

Oh, ya, inilah sejumlah prestasi internasional yang sudah dicapai Teater Tanah Air: The Best Performance pada The Asia-Pacific Festival of Children's Theatre di Toyama-Jepang, tahun 2004, The Best Performance pada 9Th World Festival of Children's Theatre di Lingen (Ems)-Jerman, tahun 2006, The Best Performance pada 10Th World Festival of Children's Theatre di Moscow-Rusia, tahun 2008, serta The Best Performance pada International Children's Festival of Performing Arts di New Delhi-India, tahun 2013.

Jakarta, 4 Mei 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun