Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

KH Embay Merawat Indonesia, Mensyukuri Nikmat Allah

22 Maret 2022   20:06 Diperbarui: 22 Maret 2022   20:16 1000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KH Embay concern pada dakwah serta kerukunan umat. Foto: Didik Wiratno

Artinya, pendakwah harus terlebih dahulu menjaga perbuatan lidah dan tangannya, sebelum mengingatkan umat yang menjadi khalayaknya. Agar perilakunya menjadi teladan bagi yang lain. Dalam hal ini, KH Embay mengkritik para pendakwah yang marah-marah, yang mencaci-maki. Bahkan, ada yang sampai mengajak serta memprovokasi umat untuk mencelakakan orang lain.

Dengan tegas, KH Embay menyebut, "Membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh semua manusia. Sebaliknya, menyelamatkan nyawa seorang manusia, sama dengan menyelamatkan nyawa semua manusia." Maksudnya, tidak ada alasan apa pun bagi seorang muslim untuk mencelakakan manusia lain. Tidak.

Untuk kesekian kalinya, KH Embay mencontohkan Nabi Muhammad ketika berdakwah kepada warga Thaif, di lembah yang subur, dekat pegunungan Asir di jazirah Arab. Ketika itu Nabi Muhammad dicaci-maki, dilempari, bahkan berdarah-darah oleh warga Thaif, yang belum menerima hidayah Allah. Apakah Nabi Muhammad marah? Balas dendam?

"Tidak. Sama sekali, tidak," tukas KH Embay. Sebaliknya, Nabi Muhammad berdoa, memohon agar Allah memberikan hidayah kepada warga Thaif. Sikap yang demikianlah yang disebut KH Embay, sebagai hakekat dari pendekatan dakwah. Merangkul. Bukan memukul. Menunjukkan sikap simpati. Bukan mencaci-maki.

Menebarkan pendekatan dakwah yang merangkul itulah, yang terus disampaikan KH Embay, tiap kali menyambangi ulama muda serta pendakwah muda di berbagai pengajian dan di berbagai pondok pesantren di wilayah Banten. Dan, spirit KH Embay ini patut kita support, dalam konteks menjaga serta merawat kerukunan, demi bangsa dan negara ini.

Kota Serang, 22 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun