Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rodiah, Merajut Kerukunan Warga Desa Wadas

27 Februari 2022   14:21 Diperbarui: 27 Februari 2022   14:26 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini pertigaan penting memasuki Desa Wadas. Ada juga yang menyebut lokasi ini sebagai Pos 1. Foto: Budi Tanjung

Di kecamatan itu pula berada Desa Wadas, yang sebagian warga desa tersebut, menolak rencana penambangan batu andesit untuk fondasi Bendungan Bener. Pada Selasa, 8 Februari 2022 lalu, Badan Pertanahan Nasional (BPN) melakukan pengukuran tanah warga Desa Wadas, yang sudah setuju tanah mereka digunakan untuk rencana penambangan batu andesit.

Yang diukur oleh BPN adalah tanah warga yang sudah disetujui pemilik. Ketika proses pengukuran berlangsung itulah terjadi kisruh, yang kemudian dikenal sebagai insiden Desa Wadas. Menurut Muhammad Faqih Jauhari, kisruh tersebut dipicu oleh ulah para pihak, yang bukan warga Desa Wadas.

Koordinator Komunitas Masyarakat Terdampak Desa Wadas (Mata Desa), Emha Saiful Mujab, menyebut, 100 persen warga Desa Wadas adalah kaum nahdliyin alias warga Nahdlatul Ulama (NU). Selaku pengurus NU Kecamatan Bener, Muhammad Faqih Jauhari juga berpendapat demikian.

Karena itulah, Muhammad Faqih Jauhari, yang akrab disapa Gus Faqih, berpesan kepada para pemangku kepentingan Bendungan Bener, agar melibatkan NU dalam penanganan sosial kemasyarakatan, demi mencegah terulangnya kisruh yang demikian.

Gus Faqih menegaskan, melibatkan NU, bukan berarti NU akan menjadi perpanjangan tangan pemangku kepentingan Bendungan Bener. Bukan. Tapi, NU akan menjadi penengah, agar tercapai titik temu antara stakeholders Bendungan Bener dengan warga Desa Wadas.

Dengan kata lain, NU akan menjembatani komunikasi antara kedua pihak tersebut. NU akan menjaga serta melindungi kepentingan kedua belah pihak. Artinya, itu akan menjadi salah satu solusi, demi mencegah terjadinya insiden yang tidak diinginkan.

Gus Faqih menyebut, insiden Desa Wadas terjadi, karena tidak tercapai win win solution. Karena ada pihak yang merasa kepentingan mereka tidak terakomodir. Padahal, pembangunan Bendungan Bener, melibatkan banyak pihak, banyak kepentingan, yang tentu saja harus dikelola dengan cermat.

Purworejo, 27 Februari 2022 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun