Adem Ayem, Kondisi Desa Wadas
Pada Selasa, 15 Februari 2022 tersebut, Rodiah menyebut situasi-kondisi Desa Wadas adem-ayem. Itu ia ungkapkan sembari asyik membungkus makanan bersama para perempuan desa, di teras rumah yang dimaksud. Rodiah mengaku tidak paham, apa yang dimaksud dengan batu andesit. Tidak paham pula, apa hubungannya batu andesit dengan Bendungan Bener. Tapi, ia dan suami sudah sepakat, tanah warisan orangtua sekitar 2.000 meter itu, akan dijual.
Bahkan, tanah itu sudah diukur oleh tim Badan Pertanahan Nasional (BPN), pada Selasa, 8 Februari 2022 lalu. Rodiah tidak menyebutkan harga jualnya, tapi ia berharap agar harga yang sudah ditetapkan, bisa dinaikkan. Jika kesepakatan sudah final, Rodiah berencana akan membeli lahan yang lokasinya berdekatan dengan jalan raya.
"Kalau digunakan untuk membeli lahan, kan uangnya tidak habis begitu saja. Kalau dapat yang dekat jalan raya, kami kan bisa membuka warung makan, usaha kuliner," kata Rodiah dengan senyum. Rodiah dan sejumlah warga Desa Wadas yang sudah setuju untuk menjual tanahnya, mungkin sudah memiliki rencana masing-masing.
Sebaliknya, sejumlah warga Desa Wadas yang menolak menjual lahan mereka untuk ditambang batu andesit-nya, tentu juga sudah memiliki rencana. Rodiah mengaku, menghormati pilihan masing-masing warga. "Kami menghormati pilihan warga untuk menolak. Kami juga berharap, mereka yang menolak, juga menghormati pilihan kami untuk menjual," tukas Rodiah dengan tegas.
Sebagai perempuan desa, sikap Rodiah tersebut, tentulah mengesankan. Ia tegas, tapi senantiasa memelihara ke-guyub-an dengan sesama warga desa. Bahkan, ketika berbincang-bincang dengan kami beberapa jurnalis dari Jakarta, Rodiah berbicara dengan lancar. Ia mengungkapkan pendapatnya secara independen, didengar serta dilihat oleh rekan-rekannya di teras rumah yang dimaksud.
Setidaknya, apa yang dilakukan serta diungkapkan Rodiah, menunjukkan bahwa ia dan rekan-rekan tidak berada di bawah tekanan pihak mana pun. Boleh jadi, ini merupakan kondisi real, Desa Wadas secara keseluruhan. Boleh jadi, juga tidak. Yang jelas, di beberapa lokasi lain di Desa Wadas, sejumlah warga yang kami temui dan kami ajak ngobrol, menolak untuk disebutkan identitas mereka. Â Â
Pesan Bijak Gus Faqih
Realitas tersebut menunjukkan, masih ada sejumlah pekerjaan rumah, untuk menjadikan Desa Wadas  benar-benar damai, adem-ayem. Untuk itu, kami berdialog dengan Muhammad Faqih Jauhari, demikian nama sosok ini. Kediamannya hanya berjarak 5 menit dari Desa Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Ia adalah pengurus Lembaga Bahtsul Masail Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama, Kecamatan Bener.
Ada 7 desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Bener: Desa Wadas, Bener, Karangsari, Kedungloteng, Nglaris, Limbangan, dan Guntur. Di kecamatan itulah Bendungan Bener dibangun, yang pembangunannya sedang berlangsung.