Air Bersih 2 Kilometer di Dasar Lembah
Mayjen TNI Maruli Simanjuntak selaku Pangdam IX-Udayana, membawahi wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak resmi menjabat sebagai Pangdam IX-Udayana, pada Senin 23 November 2020, salah satu hal yang menjadi fokus beliau adalah berburu air bersih untuk rakyat.
"Air adalah kebutuhan utama manusia untuk hidup. Sebagian warga Bali, NTB, dan NTT masih sulit untuk mendapatkan air bersih. Mereka harus berjalan kaki berkilometer, bahkan terpaksa harus naik-turun bukit untuk mendapatkan air bersih. Itu mereka lakukan tiap hari ... benar-benar tiap hari," ujar Mayjen TNI Maruli Simanjuntak memulai obrolan.
Kesulitan tersebut sudah dialami sebagian warga Bali, NTB, dan NTT selama ini. Karena itulah, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak langsung gerak cepat. Jajaran Pangdam IX-Udayana di tiga wilayah itu memetakan titik-titik yang menjadi prioritas pertama untuk dicarikan solusinya. Juga, memetakan secara detail situasi-kondisi tiap titik. Â Â Â Â
Mayjen TNI Maruli Simanjuntak menuturkan, ada beberapa karakter alam yang dihadapi jajaran Pangdam IX-Udayana di lapangan. Ada titik yang warganya mengandalkan air bersih dari mata air. Ada juga yang mengandalkan dari sungai. Nah, mata air dan sungai tersebut lokasinya jauh, bahkan sangat jauh dari pemukiman warga.
"Yang kami lakukan adalah menyiapkan pompa, kemudian mengalirkan air bersih melalui pipa, hingga air bersih tersebut mendekati pemukiman warga," lanjut Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. Secara teoritis, nampaknya simpel. Praktiknya, sangat-sangat sulit. Seperti yang dilakukan di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, misalnya.
Para prajurit Bintara Pembina Desa (Babinsa) harus berjibaku menyusuri hutan di tengah lembah, untuk membangun tempat penampung air hingga memasang pipa. Bahan material seperti semen dan bagian mesin pompa, harus dibawa ke lokasi menggunakan seutas tali, dari ketinggian ke sumber air di lembah. Setelah bak semen penampung air selesai dan mesin pompa dipasang, kesulitan berikutnya adalah pemasangan pipa.
Di Desa Gobleg itu, misalnya, pipa harus dipasang hingga dua kilometer, melewati hutan di tengah lembah, demi mengalirkan air dari sumber air ke pemukiman warga. Rerata, seperti itulah kondisi medan yang harus dihadapi jajaran Pangdam IX-Udayana di lapangan.Â
Meski demikian, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak beserta jajarannya, tak menyerah. Dari 168 titik pompa hidrolik di wilayah Bali, NTB, dan NTT yang direncanakan sebagai prioritas pertama, setidaknya sudah 60 titik yang sudah selesai dikerjakan. Sudah mendekatkan warga dengan air bersih.
Air Bersih, Air Pertanian, dan Donatur