Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Saya memulai hidup ini dengan menulis puisi dan cerita pendek, kemudian jadi wartawan, jadi pengelola media massa, jadi creative writer untuk biro iklan, jadi konsultan media massa, dan jadi pengelola data center untuk riset berbasis media massa. Saya akan terus bekerja dan berkarya dengan sesungguh hati, sampai helaan nafas terakhir. Karena menurut saya, dengan bekerja, harga diri saya terjaga, saya bisa berbagi dengan orang lain, dan semua itu membuat hidup ini jadi terasa lebih berarti.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pangdam Udayana Berburu Air Bersih untuk Rakyat Bali-NTB-NTT

18 November 2021   16:57 Diperbarui: 18 November 2021   17:21 1422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mayjen TNI Maruli Simanjuntak di Sungai Yeh Ho untuk airi pertanian Subak Lanyah Delod, Tabanan, Bali. Foto: dok. Pangdam IX-Udayana

Air Bersih 2 Kilometer di Dasar Lembah

Mayjen TNI Maruli Simanjuntak selaku Pangdam IX-Udayana, membawahi wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sejak resmi menjabat sebagai Pangdam IX-Udayana, pada Senin 23 November 2020, salah satu hal yang menjadi fokus beliau adalah berburu air bersih untuk rakyat.

"Air adalah kebutuhan utama manusia untuk hidup. Sebagian warga Bali, NTB, dan NTT masih sulit untuk mendapatkan air bersih. Mereka harus berjalan kaki berkilometer, bahkan terpaksa harus naik-turun bukit untuk mendapatkan air bersih. Itu mereka lakukan tiap hari ... benar-benar tiap hari," ujar Mayjen TNI Maruli Simanjuntak memulai obrolan.

Kesulitan tersebut sudah dialami sebagian warga Bali, NTB, dan NTT selama ini. Karena itulah, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak langsung gerak cepat. Jajaran Pangdam IX-Udayana di tiga wilayah itu memetakan titik-titik yang menjadi prioritas pertama untuk dicarikan solusinya. Juga, memetakan secara detail situasi-kondisi tiap titik.       

Mayjen TNI Maruli Simanjuntak menuturkan, ada beberapa karakter alam yang dihadapi jajaran Pangdam IX-Udayana di lapangan. Ada titik yang warganya mengandalkan air bersih dari mata air. Ada juga yang mengandalkan dari sungai. Nah, mata air dan sungai tersebut lokasinya jauh, bahkan sangat jauh dari pemukiman warga.

"Yang kami lakukan adalah menyiapkan pompa, kemudian mengalirkan air bersih melalui pipa, hingga air bersih tersebut mendekati pemukiman warga," lanjut Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. Secara teoritis, nampaknya simpel. Praktiknya, sangat-sangat sulit. Seperti yang dilakukan di Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali, misalnya.

Para prajurit Bintara Pembina Desa (Babinsa) harus berjibaku menyusuri hutan di tengah lembah, untuk membangun tempat penampung air hingga memasang pipa. Bahan material seperti semen dan bagian mesin pompa, harus dibawa ke lokasi menggunakan seutas tali, dari ketinggian ke sumber air di lembah. Setelah bak semen penampung air selesai dan mesin pompa dipasang, kesulitan berikutnya adalah pemasangan pipa.

Di Desa Gobleg itu, misalnya, pipa harus dipasang hingga dua kilometer, melewati hutan di tengah lembah, demi mengalirkan air dari sumber air ke pemukiman warga. Rerata, seperti itulah kondisi medan yang harus dihadapi jajaran Pangdam IX-Udayana di lapangan. 

Meski demikian, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak beserta jajarannya, tak menyerah. Dari 168 titik pompa hidrolik di wilayah Bali, NTB, dan NTT yang direncanakan sebagai prioritas pertama, setidaknya sudah 60 titik yang sudah selesai dikerjakan. Sudah mendekatkan warga dengan air bersih.

Mayjen TNI Maruli Simanjuntak di Desa Rora, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Foto: dok. Pangdam IX-Udayana
Mayjen TNI Maruli Simanjuntak di Desa Rora, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Foto: dok. Pangdam IX-Udayana

Air Bersih, Air Pertanian, dan Donatur

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun