"Kegembiraan ini terus kami jaga, demi menaikkan imun tubuh. Demikian pula dengan kegembiraan para tenaga kesehatan," lanjut Letkol M. Arifin. Para pasien dan para tenaga kesehatan (nakes) sama-sama berpotensi mengalami stres. Pasien stres karena terpapar Covid-19. Nakes stres, antara lain, karena selama bertugas di RSDC Wisma Atlet, tidak diizinkan keluar dari kawasan RSDC.
Bahkan, setelah nakes menyelesaikan masa kontrak kerja, mereka pun harus menjalani masa karantina, sebelum diperkenankan meninggalkan RSDC Wisma Atlet. Ritme kerja yang demikian, tentu saja berpotensi menimbulkan stres. Salah satu upaya untuk meredakan tekanan psikis, sebagian besar nakes memilih olahraga lari, mengitari kawasan RSDC.
Paparan di atas merupakan gambaran, bagaimana RSDC Wisma Atlet Kemayoran merawat pasien Covid-19 secara total, secara fisik dan psikis. "Itulah yang terus dikembangkan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. Banyak pasien yang menikmati suasana seperti ini. Bahkan, ada pasien yang sudah dinyatakan negatif Covid-19, tapi tetap ingin lebih lama tinggal di sini. Tentu tidak kami izinkan, karena RSDC kan untuk merawat warga yang positif Covid-19," lanjut Letkol M. Arifin, yang sebelumnya menjabat Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet Kemayoran.
Jakarta 04-06-2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H