Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Inspirasi Toleransi dan Keberagaman dari Putra-Putri Polri

5 Februari 2021   20:14 Diperbarui: 5 Februari 2021   20:16 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian pula ketika Soetadi Ronodipuro menjadi Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB), mereka beradik-kakak boyong ke Ampenan. Ketika Soetadi Ronodipuro menjadi Kapolda Metro Jaya, kemudian menjadi Deputy Kapolri, Bambang Wijanarko dan Okty Widayati beradik-kakak boyong ke Jakarta. 

Sebagai anak Polisi, Bambang Wijanarko dan Okty Widayati beradik-kakak telah merasakan secara nyata, keberagaman dan toleransi di berbagai wilayah tanah air. Perlakuan yang menyenangkan serta yang kurang menyenangkan, telah mereka alami dengan beragam versi. Terutama, pada masa mereka menjalani usia sekolah SD, SMP, dan SMA.

Bambang Wijanarko menuturkan, memori tentang karakter beragam latar belakang suku dan agama semasa SD, SMP, dan SMA, justru membuatnya leluasa mengembangkan diri di bangku kuliah dan di dunia kerja. "Saya tidak canggung menjalin kerjasama dengan rekan-rekan dari beragam suku dan agama. Sedikit-banyak, saya kan sudah memahami karakter masing-masing semasa sekolah," ujar Bambang Wijanarko yang menjalani karir di industri pertambangan.


KBPP Polri dan Kajian Keberagaman

Sebagian peristiwa toleransi dan keberagaman yang mereka alami, dituturkan Bambang Wijanarko dan Okty Widayati dalam video ini. Boleh jadi, apa yang mereka alami, juga dialami oleh anak-anak Polisi yang lain. Mungkin dengan versi serta skala yang berbeda. Menurut saya, pengalaman toleransi dan keberagaman yang dialami anak-anak Polisi tersebut, bisa dikaji lebih jauh serta lebih dalam oleh KBPP Polri.

Kita tahu, KBPP Polri adalah organisasi Keluarga Besar Putra-Putri (KBPP) Polri yang berdiri pada 01 Maret 2003. Melalui KBPP Polri, seluruh  Putra-Putri Polri di mana pun berada, berhimpun dan saling berinteraksi. Jumlah mereka tentu saja sangat banyak. Mereka tersebar di seluruh pelosok Indonesia, karena anggota Polri juga menyebar ke semua wilayah, untuk menjaga keamanan serta mengayomi masyarakat secara keseluruhan.

Hasil kajian tersebut, menurut saya, bisa menjadi salah satu penguat bagi KBPP Polri untuk mendukung kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dalam konteks toleransi dan keberagaman. Ini momentum penting bagi KBPP Polri untuk menjadikan putra putri Polri berada di garis terdepan dalam merawat toleransi dan keberagaman di negeri ini.

Saya pikir, hal tersebut sejalan dengan program yang dikembangkan Bimo selaku Ketua Umum KBPP Polri saat ini. Dari beberapa kali berdiskusi dengan Bimo, kentara sekali bahwa Bimo memang membawa KBPP Polri menjadi organisasi yang merawat serta mengembangkan toleransi dan keberagaman secara nasional.   

Rencananya pada 1 Maret 2021 mendatang, KBPP Polri akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) KBPP Polri yang ke-5 di Jakarta, untuk memilih Ketua Umum KBPP Polri periode 2021-2025. Track record merawat serta mengembangkan toleransi dan keberagaman yang sudah ditanamkan Bimo selaku Ketua Umum KBPP Polri saat ini, tentulah patut dijadikan acuan demi kelanjutan eksistensi KBPP Polri.

Jakarta 05-02-2021  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun