Kita kini punya Kapolri baru, Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Presiden Joko Widodo melantik Listyo Sigit di Istana Kepresidenan, pada Rabu (27/01/2021) lalu. Listyo Sigit menjadi Kapolri kedua non-muslim, yang pernah memimpin Korps Bhayangkara. Percakapan tentang Toleransi dan Keberagaman pun bergema di mana-mana.
Menggugah Kesadaran Keberagaman Â
Terpilihnya Listyo Sigit Prabowo kini dan Widodo Budidarmo sebagai Kapolri periode 1974-1978, tentulah momentum penting bagi kesadaran berbangsa. Listyo Sigit penganut Katolik dan Widodo Budidarmo penganut Kristen. Ini menjadi penggugah kesadaran semua pihak, bahwa kita memang beragam sejak awal. Bahwa menggelorakan spirit toleransi adalah tugas kita bersama sebagai anak bangsa, tanpa kecuali.
Pada Minggu (24/01/2021), sebelum Listyo Sigit Prabowo dilantik, saya ngobrol dengan Bambang Wijanarko, alumni SMP Negeri 12 dan alumni SMA Negeri 6, dua sekolah favorit di Jakarta. Obrolan itu tambah seru, ketika kemudian Okty Widayati, ikut bergabung. Ia alumni SMP Negeri 12 dan alumni SMA Negeri 3 Jakarta.
Bambang Wijanarko dan Okty Widayati beradik-kakak. Ayah mereka, Soetadi Ronodipuro, adalah Gubernur Akademi Angkatan Kepolisian (AAK) periode 1968-1970. Itu lembaga pendidikan kepolisian negara kita. Pada tahun 1980, AAK berubah menjadi AKABRI Bagian Kepolisian dan kampusnya pindah dari Sukabumi, Jawa Barat, ke Candi Semarang, Jawa Tengah.
Kampus AAK yang di Sukabumi, kemudian menjadi kampus Sekolah Calon Perwira, yang dikenal sebagai Secapa Polri. Kemudian, berganti nama menjadi sekolah inspektur polisi (SIP) Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri. Nama Soetadi Ronodipuro diabadikan sebagai Lapangan Soetadi Ronodipuro Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri, Jalan Bhayangkara, Kota Sukabumi.
Di Lapangan Soetadi Ronodipuro Setukpa Polri itulah, pada Kamis (31/08/2017), Presiden Joko Widodo  menyerahkan secara simbolis 5.500 bidang sertifikat tanah gratis, kepada warga Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Saya tentu saja beruntung bisa leluasa berdiskusi tentang toleransi dan keberagaman, dengan putra putri Polri, Bambang Wijanarko dan Okty Widayati.
Keberagaman Secara Nyata
Sebagai anak Polisi, mereka merasakan secara nyata, apa yang dimaksud dengan keberagaman dan toleransi. Salah satunya, karena mereka kerap berpindah-pindah kota, mengikuti tugas sang ayah. Ketika Soetadi Ronodipuro menjadi Gubernur AAK di Sukabumi, mereka menyelami budaya dan tatakrama Sunda.
Ketika SoetadiRonodipuro menjadi Kapolda Sumatera Utara, Bambang Wijanarko dan Okty Widayati beradik-kakak boyong ke Medan dan menyelami keberagaman di sana. Kakak mereka bahkan sekolah di Methodist, sekolah kristen swasta di Medan, meski mereka penganut Islam. Ketika Soetadi Ronodipuro menjadi Kapolda Jawa Timur, mereka beradik-kakak boyong pula ke Surabaya dan menyelami keberagaman di sana.