Liburan yang panjang dan intensitas interaksi yang tinggi, menjadi indikator yang kuat sebagai penyebab. Kenapa? Karena, peningkatan jumlah pasien Covid-19 sejak awal November, bukan hanya terjadi di RSDC Wisma Atlet. Di sejumlah wilayah yang menjadi destinasi wisata favorit, juga terjadi peningkatan serupa.
Di Jawa Tengah, misalnya, Kementerian Kesehatan mencatat, tambahan kasus positif Covid-19 di Provinsi itu pada Senin (23/11/2020), mencapai 1.005 orang. Bahkan, pemerintah Provinsi Jawa Tengah melaporkan, tambahan kasus pada 23 November 2020, sebesar 1.264 orang. Demikian pula dengan di Jogjakarta, yang peningkatan pasien Covid-19 di sana mencapai tiga kali lipat.
Jawa Tengah dan Jogjakarta adalah dua wilayah yang memiliki cukup banyak destinasi wisata favorit, yang menjadi tujuan utama warga dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Itu indikator di wilayah destinasi wisata. Indikator di wilayah tempat asal wisatawan, yaitu Jabodetabek, juga terjadi peningkatan serupa.
Secara keseluruhan, Letjen Doni Monardo mengatakan, ada peningkatan kasus yang cukup signifikan di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir. Dengan demikian, memang ada korelasi yang kuat antara peningkatan jumlah pasien Covid-19 dengan libur panjang 4 hari, pada 27-30 Oktober 2020 lalu.
Bagaimana dengan intensitas interaksi yang tinggi? Mayjen Tugas Ratmono dan Letkol Laut Muhammad Arifin menyebut tentang kondisi di tempat makan, khususnya di masa libur panjang. "Pengunjung banyak dan mereka yang makan tentulah membuka masker. Di tempat itu umumnya ya mereka ngobrol, itu berpotensi untuk tertular dan menulari," kata Mayjen Tugas Ratmono.
Apalagi, menurut Letkol Laut Muhammad Arifin, di masa liburan, kecenderungan untuk ber-welfie-ria relatif tinggi. "Ketika foto-fotoan itu, umumnya ya mereka melepas masker. Protokol jaga jarak cenderung diabaikan. Malah tertawa-tawa dan bersorak gembira dalam kondisi berdekat-dekatan, itu berpotensi untuk tertular dan menulari," lanjut Letkol Laut Muhammad Arifin.
Intensitas interaksi yang tinggi seperti di rumah makan dan saat ber-welfie-ria tersebut, dengan sendirinya berkorelasi kuat dengan penyebaran Covid-19 di masa liburan panjang tersebut. Dengan kata lain, lengahnya warga terhadap protokol kesehatan di masa berlibur, menjadi indikator pemicu yang kuat meningkatnya pasien Covid-19 sejak awal November. Â Â Â
80 Persen Pernah Lengah   Â
Sejumlah hal yang dikemukakan Mayjen Tugas Ratmono dan Letkol Laut Muhammad Arifin tentang meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di atas, tentu agar warga senantiasa waspada. Bahwa pasien yang dominan adalah mereka yang bergejala rendah dan sedang, adalah realitas yang hendaknya membuat warga menjadi lebih waspada.
Sungguh, Mayjen Tugas Ratmono dan Letkol Laut Muhammad Arifin sama sekali tak bermaksud untuk menakut-nakuti publik. Tapi, lebih ditujukan untuk menggugah kesadaran publik, kesadaran bersama. Karena, rantai penyebaran Covid-19 ini tak akan putus, jika tidak didasari oleh kesadaran untuk menjaga kesehatan bersama. Â