Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

RSDC Siaga, Pasien Melonjak Setelah Liburan

25 November 2020   15:55 Diperbarui: 25 November 2020   16:03 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mayjen Tugas Ratmono (tengah) menyiagakan para dokter dan perawat serta tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Tim kerja di sana siap siaga dengan segala kemungkinan, termasuk lonjakan pasien sehabis libur panjang akhir Oktober lalu. Foto: didik wiratno

Liburan tentu menyenangkan. Tapi, juga membahayakan. "Setelah libur panjang akhir Oktober lalu, rata-rata 150-200 pasien Covid-19 per hari masuk ke RSDC Wisma Atlet," ujar Mayjen Tugas Ratmono, pada Senin (23/11/2020) sore. Bagaimana dengan liburan akhir tahun?

Waspada Liburan, Waspada Covid

Di masa pandemi Covid-19 ini, hasrat berlibur hendaknya ditahan. Kenapa? Karena, saat liburan, warga cenderung abai pada protokol kesehatan. Banyak yang lupa pakai masker. Banyak yang tak sempat cuci tangan. Dan, ketika liburan, kerumunan terjadi di mana-mana. Antara lain, di restoran dan di destinasi wisata. Social distancing pun diabaikan.

Semua itu berpotensi meluaskan sebaran Covid-19. Warga yang sudah tertular, otomatis akan menulari yang lain. Warga yang belum tertular, dengan mudah terpapar. Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet menyebut, 1 orang yang sudah tertular, berpotensi menulari 406 orang lainnya.

Mayjen Tugas Ratmono merinci, 1 orang yang sudah terpapar Covid-19, akan menulari 2-3 orang dalam tempo 5 hari. Jika rantai penyebaran tidak diputus, maka secara berantai, penularan yang dimulai dari 1 orang tersebut, akan menulari 406 orang dalam sebulan. Nah, kerumunan di restoran dan di destinasi wisata misalnya, tentulah berpotensi pada penularan tersebut.

Mari kita urutkan. Libur panjang yang lalu, berlangsung 4 hari, pada 27-30 Oktober 2020. PT. Jasa Marga mencatat, dalam empat hari tersebut, sebanyak 655.365 kendaraan meninggalkan Jakarta. Jika satu kendaraan berisi 2 orang saja, maka ada 1.310.730 orang yang bergerak meninggalkan Jakarta dalam kurun empat hari tersebut.

Mereka tentu berinteraksi dengan beragam orang selama liburan. Antara lain, di restoran dan di destinasi wisata. Sebagian besar dari mereka tentu kembali ke Jakarta. Pada Selasa (17/11/2020), Pandu Riono selaku Anggota Tim Ahli Penanggulangan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta melansir, telah timbul 27 klaster baru yang merupakan klaster keluarga.

Kemudian, pada Jumat (20/11/2020), Letkol Laut Muhammad Arifin selaku Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet menyatakan, keterisian RSDC Wisma Atlet  meningkat lebih dari 100 persen, dua pekan pasca libur panjang. Selanjutnya, pada Selasa (24/11/2020), Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta mengumumkan, 69 persen tempat tidur ICU di 98 rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 di Jakarta, telah terisi pasien Covid-19.

Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet mendistribusikan obat-obatan dan vitamin ke sejumlah tower perawatan pasien. Mereka siap siaga dengan alat pelindung diri (APD) lengkap, demi menjaga keselamatan diri serta keselamatan pasien Covid-19 yang tengah dirawat. Foto: isson khairul
Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet mendistribusikan obat-obatan dan vitamin ke sejumlah tower perawatan pasien. Mereka siap siaga dengan alat pelindung diri (APD) lengkap, demi menjaga keselamatan diri serta keselamatan pasien Covid-19 yang tengah dirawat. Foto: isson khairul

RSDC Siaga Segala Kemungkinan

Untuk kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, RSDC Wisma Atlet tentulah menjadi tumpuan. Karena, rumah sakit darurat itu mampu menampung pasien hingga 10.000 orang. Kini, setelah libur panjang, tingkat hunian tower 6 dan 7 melonjak menjadi 72,83 persen. Kedua tower tersebut khusus untuk perawatan pasien Covid-19 dengan gejala rendah dan sedang.

Pada saat yang sama, hunian tower 4 dan 5 juga meningkat menjadi 37,61 persen. Kedua tower tersebut khusus untuk perawatan pasien Covid-19 orang tanpa gejala (OTG). "Pada September lalu, keterisian keempat tower itu hampir mencapai 90 persen. Antisipasinya adalah dengan mengoperasikan satu tower lagi, yaitu tower 8 di kawasan Pademangan," kata Mayjen Tugas Ratmono.

Tower 8 itu tidak jadi dioperasikan, meski sudah siap untuk digunakan. Karena, jumlah pasien yang sembuh lebih banyak dari pasien yang masuk. Bahkan, hingga akhir September, pasien yang tersisa di RSDC Wisma Atlet hanya sekitar 30 persen. Eh, awal November sehabis libur panjang, lonjakan pasien terjadi. Rata-rata 150-200 pasien per hari. Lebih banyak yang masuk dibandingkan dengan pasien yang keluar.

Mayjen Tugas Ratmono memastikan, RSDC Wisma Atlet selalu siaga menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Baik dari segi infrastruktur kesehatan, maupun dari sisi tenaga kesehatan. "Kami tidak mau menduga-duga. Kami siap dengan segala kemungkinan, termasuk jika terjadi lonjakan hingga 400 pasien per hari seperti September lalu," kata Mayjen Tugas Ratmono.

Kesiapsiagaan RSDC Wisma Atlet tersebut, tentulah bagian dari upaya untuk menenangkan publik. Menurut Mayjen Tugas Ratmono, ini adalah fasilitas yang disiapkan pemerintah untuk percepatan penanganan Covid-19. Dalam konteks lonjakan pasien sehabis libur panjang ini, Mayjen Tugas Ratmono mengingatkan kembali, agar warga secara disiplin menaati protokol kesehatan.

Intinya, jangan lupa pakai masker. Sering-sering cuci tangan. Dan, hindari kerumunan. "Tiap orang harus menjaga diri agar tidak tertular dan tidak menulari. Lonjakan pasien sehabis libur panjang ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh pandang enteng. Jangan lengah," ungkap Mayjen Tugas Ratmono, yang di tiap kesempatan selalu mengingatkan protokol kesehatan.         

Dari kanan ke kiri: Letkol Laut Muhammad Arifin selaku Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, dan Isson Khairul. Koordinasi terus dilakukan untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, demi percepatan penanganan Covid-19. Foto: isson khairul
Dari kanan ke kiri: Letkol Laut Muhammad Arifin selaku Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, Mayjen Tugas Ratmono selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, dan Isson Khairul. Koordinasi terus dilakukan untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi, demi percepatan penanganan Covid-19. Foto: isson khairul

Dampak Liburan, Penularan Covid

Lonjakan pasien di atas, tentu bisa menjadi indikator yang menunjukkan korelasi antara aktivitas liburan warga dengan penularan Covid-19. Dengan kata lain, semakin meningkat pergerakan warga, maka semakin meningkat pula penularan Covid-19. Benarkah liburan menjadi faktor penyebab? Tentu perlu penelitian lebih jauh, untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif.

Yang jelas, pasca libur panjang 27-30 Oktober 2020 lalu, peningkatan pasien Covid-19 bukan hanya terjadi di Jakarta. Kementerian Kesehatan mencatat, tambahan kasus positif Covid-19 di Jawa Tengah pada Senin (23/11/2020), mencapai 1.005 orang. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melaporkan, tambahan kasus pada 23 November 2020, sebesar 1.264 orang.

Heroe Poerwadi selaku Ketua Harian Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kota Yogyakarta mengatakan, peningkatan penularan Covid-19 di Kota Yogyakarta setelah libur panjang, meningkat 3 kali lipat. Hal itu diperkuat oleh Doni Monardo selaku Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19. Doni Monardo mengatakan, ada peningkatan kasus yang cukup signifikan di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah dalam beberapa waktu terakhir.

Secara komprehensif, Mayjen Tugas Ratmono pada Senin (23/11/2020) sore lalu, menunjukkan bahwa peningkatan pasien yang masuk ke RSDC Wisma Atlet sudah terdeteksi sejak pekan pertama November. "Peningkatannya terus berlangsung siginifikan, hingga kami mengaktifkan kembali tower 4," ungkap Mayjen Tugas Ratmono di kantornya di tower 2 lantai 2 RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Mayjen Tugas Ratmono menuturkan, angka keterisian RSDC Wisma Atlet sebelum libur panjang, tidak sampai 30 persen. Bahkan, saking menurunnya jumlah pasien, tower 4 sempat ditutup. Tidak dioperasikan. Kini, setelah libur panjang, tingkat hunian di keempat tower tersebut melonjak.

Lonjakan pasien di RSDC Wisma Atlet, juga di sejumlah wilayah di atas, setidaknya menunjukkan, memang ada korelasi yang kuat antara libur panjang dengan peningkatan warga yang tertular Covid-19. Nah, di depan mata akan ada libur panjang lagi, yaitu libur akhir tahun. Diperkirakan, libur panjang itu bisa mencapai 11 hari.

Jika tidak dikendalikan, bukan tidak mungkin akan terjadi lonjakan pasien, melebihi dari yang sekarang. Dalam rapat terbatas pada Senin (23/11/2020), Presiden Jokowi memberi arahan terkait libur panjang akhir tahun tersebut, dalam konteks penanganan Covid-19. Antara lain, agar masa libur panjang itu dikurangi.

Jakarta 25-11-2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun