Salah satu poin dari hasil evaluasi tersebut, dilaporkan serta dikoordinasikan Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, kepada Letjen Doni Monardo selaku Ketua Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional. Letjen Doni Monardo menyetujui usulan pemisahan tower pasien tanpa gejala dan pasien dengan gejala tersebut. Â
Mayjen Tugas Ratmono secara gerak cepat, menyiapkan Tower 5, khusus untuk pasien tanpa gejala. Pada Jumat (04/09/2020) lalu, Letjen Doni Monardo mengunjungi Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, untuk memastikan kesiapan Tower 5 itu. Di kesempatan tersebut, Mayjen Tugas Ratmono menunjukkan rencana detail operasional tower itu. Silakan baca postingan saya "Keren! Tower 5, Fasilitas Baru untuk Isolasi Mandiri" pada 4 September 2020.Â
Koordinasi kerja yang harmonis antara Letjen Doni Monardo dan Mayjen Tugas Ratmono, tentu saja berkontribusi untuk menenangkan publik. Faktanya, kedua sosok penting dalam percepatan penanganan Covid-19 itu, secara bahu-membahu terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien Covid-19.
Pada Jumat (11/09/2020) lalu, beberapa hari setelah kunjungan Letjen Doni Monardo, Mayjen Tugas Ratmono bersama tim kerja sudah memasuki tahap gladi di Tower 5. Pada Jumat itu, seluruh tim yang akan terlibat mengoperasikan Tower 5, melakukan simulasi operasional secara detail. Mulai dari proses awal mendata serta memeriksa calon pasien Covid-19 tanpa gejala, hingga penempatan mereka di kamar isolasi mandiri. Silakan baca postingan saya "Warga OTG Bisa Isolasi Mandiri di RSDC Wisma Atlet" pada 5 September 2020.Â
Solusi Cerdas Sekaligus Strategis
Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator RSDC Wisma Atlet, memimpin langsung gladi operasional Tower 5 tersebut, pada Jumat (11/09/2020) lalu. Ini kebijakan yang strategis. Kenapa? Pertama, pasien tanpa gejala yang tersebar di Tower 6 dan Tower 7, akan dipindahkan ke Tower 5. Dengan demikian, ketersediaan tempat untuk menampung serta merawat pasien dengan gejala di kedua tower tersebut, akan lebih banyak.
Artinya, masih cukup tersedia ruang di RSDC Wisma Atlet untuk menampung pasien dengan gejala di Tower 6 dan Tower 7 serta untuk menampung pasien tanpa gejala di Tower 5. Sebagai gambaran, kapasitas  yang tersedia per tower, ada 2.400 unit. Dengan dua pasien per unit, maka ada 4.800 pasien yang mampu diserap per tower.
Hingga Jumat (11/09/2020) lalu, Mayjen Tugas Ratmono mengomfirmasi, total ada 1.660 pasien Covid-19 yang melakukan rawat inap di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat. Artinya, masih cukup tersedia ruang di sana untuk menampung serta merawat pasien Covid-19.
Kebijakan tersebut juga cerdas. Kenapa? Mayjen Tugas Ratmono menuturkan, penelitian terhadap pasien Covid-19 tanpa gejala, akan dilakukan secara intensif. Dengan demikian, diharapkan hasil penelitian tersebut akan mampu menjawab, kenapa seseorang yang sudah terkomfirmasi positif, tapi tidak menunjukkan gejala?
Jakarta 12-09-2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H