Ini kabar terbaru dari Wisma Atlet. Hingga Jumat (11/09/2020), ada 1.660 pasien Covid-19, yang dirawat inap di sana. Itu diungkapkan oleh Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC). Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat, tersebut, digunakan sebagai rumah sakit darurat, sejak Senin (23/03/2020).
Dirawat di Tower 6 dan Tower 7
Mayjen Tugas Ratmono menuturkan, ke-1.660 pasien Covid-19 itu, dirawat inap di dua tower: 6 dan 7. Secara kesehatan, para pasien tersebut dikategorikan ke dalam dua kelompok. Pengelompokan tersebut, berdasarkan kondisi kesehatan mereka dan tentu saja berkorelasi dengan bentuk penanganan yang dilakukan terhadap mereka.
Pertama, pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, tapi tanpa gejala. Â Mereka terkonfirmasi positif, setelah melakukan Rapid Test dan Test Swab Covid-19 di sejumlah puskesmas dan atau rumah sakit. Mereka ini disebut sebagai orang tanpa gejala (OTG). Secara protokol kesehatan Covid-19, mereka ini wajib melakukan isolasi diri. Tujuannya, agar kondisi kesehatan mereka kembali pulih dan tidak menulari orang lain.
Kedua, pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19, dan sudah menunjukkan gejala. Antara lain, suhu badan tinggi, demam, sesak napas, dan batuk-batuk tanpa henti. Mereka ini bukan hanya wajib melakukan isolasi diri, tapi juga wajib dirawat di rumah sakit yang kompeten. Salah satunya, di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) di Wisma Atlet tersebut.
Sejak Senin (23/03/2020) lalu, pasien tanpa gejala dan pasien dengan gejala, tersebar di Tower 6 dan Tower 7. Pada masa itu, kedua kategori pasien tersebut baru dibedakan secara kamar perawatan, tapi belum secara lantai dan belum secara tower. Situasi dan kondisi yang serba darurat, membuat pembedaan tersebut belum memungkinkan untuk dilakukan.
Nah, bersamaan dengan berjalannya waktu, Mayjen Tugas Ratmono, selaku Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, melakukan evaluasi bersama tim kerja di sana. Kita tahu, tim kerja Mayjen Tugas Ratmono di RSDC Wisma Atlet, terdiri dari beragam profesi dan berasal dari beragam instansi.
Ada dokter, perawat, psikolog, ahli gizi, dan tenaga kerja lainnya seperti tim teknisi, tim call center, tim teknologi informasi, tim logistik, tim kebersihan, tim keamanan, dan para relawan lainnya. Secara total, ada sekitar 1.700 tenaga kerja beragam profesi untuk men-support operasional Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, yang beroperasi 24 jam penuh per hari. Mereka bekerja secara shift, sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Hal yang memotivasi Mayjen Tugas Ratmono untuk terus-menerus melakukan evaluasi bersama tim kerja adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien Covid-19, baik terhadap pasien tanpa gejala maupun terhadap pasien dengan gejala. Salah satu poin dari hasil evaluasi tersebut adalah memisahkan pasien tanpa gejala dan pasien dengan gejala, secara tower.
Ini untuk mengefektifkan operasional kerja tim, sekaligus meningkatkan pelayanan kepada pasien. Pertimbangannya, ada perbedaan jumlah tim yang terlibat serta pola kerja tim untuk melayani pasien tanpa gejala dan untuk melayani pasien dengan gejala.