Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ingat Christian Ansaka, Sahabat Saya dari Papua

18 Agustus 2019   20:36 Diperbarui: 18 Agustus 2019   21:04 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama dua saudara dari Papua. Kami saling berbagi cerita dalam suasana suka-ria. Hidup ini indah, bila kita senantiasa berlapang dada. Ada begitu banyak orang baik di penjuru negeri. Mereka bagian dari kita, kita bagian dari mereka. Kebhinekaan itulah yang membuat negeri ini menjadi kuat, semakin kuat. Foto: iskandar zulkarnain

Ketika ngopi di sebuah warung di sekitar TPI Paotere, saya ngobrol dengan beberapa nelayan, yang juga sedang ngopi di sana. Aroma kopi Toraja menguap ke udara, membangkitkan selera. Asap rokok mengepul. Obrolan kian seru, ketika mereka menceritakan tentang berburu ikan terbang dan telur ikan terbang. Itu adalah kekayaan perairan Kabupaten Fakfak, salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat.

Christian Ansaka pernah bercerita tentang ikan terbang itu ke saya. Tapi, ia kan bukan nelayan. Kali ini saya mendengar cerita langsung dari nelayan, yang memang biasa bertarung di perairan Fakfak tersebut. Dari mereka saya tahu, hanya nelayan dari Sulawesi Selatan yang bernyali ke sana. Kenapa? Karena, ombak di sana tinggi dan anginnya kencang.

Serunya, para nelayan tersebut yakin, justru ketika musim ombak tinggi itulah sebagai waktu yang tepat untuk berburu telur ikan terbang di laut. Menurut mereka, saat ombak normal, ikan terbang tidak akan bertelur. Sensasinya sangat menggiurkan, karena telur ikan terbang yang sudah dibersihkan, bisa dijual dengan harga Rp 450.000 per kilogram. Telur ikan itu berupa butiran bulat, dengan diameter 0,5 centimeter.

Pembeli telur ikan ini umumnya berasal dari Jakarta dan Surabaya. Pembelinya kemudian akan mengekspor ke Jepang. Kabarnya, telur ikan terbang itu dijadikan menu utama di restoran dan ada juga yang digunakan sebagai bahan baku kosmetik. Cerita para nelayan Sulawesi Selatan tersebut, makin menguatkan keinginan saya untuk bertemu dengan Christian Ansaka. Di samping ingin ngobrol tentang pembuangan Merah Putih ke selokan di Surabaya dan tentang pengibaran bendera Bintang Kejora di Kota Agats tersebut.

isson khairul --dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 18 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun