Dalam konteks speaking, apakah ia masih latihan? Apakah ia masih butuh berlatih? Tahun 2015, Ridwan Kamil adalah Wali Kota Bandung. Ia dapat kehormatan menjadi pembaca teks Dasa Sila Bandung pada puncak peringatan ke-60 Tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) di Gedung Merdeka, Bandung, pada Jumat (24/04/2015). Bukan dalam bahasa Sunda atau bahasa Indonesia, tapi dalam Bahasa Inggris.
Sehari sebelum acara, ada yang bertanya. Ini jawab Ridwan Kamil: Sudah, sudah latihan. Insya Allah siap. Latihannya di kamar mandi juga. Saya yakin, untuk speaking di tempat lain pun, Ridwan Kamil juga latihan. Melatih diri.Â
Dan, hasil dari latihan tersebut, bisa kita cermati, betapa bernas narasi Ridwan Kamil tiap kali bicara di ruang publik. Relevan dengan konteks yang ia bicarakan, serta tentu saja berisi, menambah wawasan publik.
Maka, etape latihan speaking seperti yang saya tulis di atas, mulai dari ngumpul dengan teman, dengan komunitas, serta ketika menjadi peserta seminar, itu adalah beberapa tahapan yang relatif mungkin untuk kita tempuh. Berbagai momen itu bisa kita gunakan untuk berlatih menyampaikan gagasan secara ringkas, tapi tepat. Juga, berlatih menanggapi argumen orang lain, dengan argumen yang sepadan.
Kita boleh tak sependapat dengan orang lain. Kita boleh mengkritik kebijakan orang lain. Dengan kemampuan speaking yang terus diasah, terus dilatih, tentulah perbedaan pendapat serta kritik tersebut akan menjadi asyik.Â
Menjadi proses olah pikir bersama, yang pada gilirannya memperkaya wawasan bersama. Baik dalam komunitas, maupun di tempat kerja. Nah, sampai di sini, saya percaya, kemampuan speaking bisa bikin karir jadi moncer.
Latihan Erwin Parengkuan    Â
Nah, bagaimana dengan Erwin Parengkuan? Bagaimana ia sampai menuliskan Speaking is easy only if you have the willingness to learn, di laman LinkedIn hari ini? Bagi saya, Erwin Parengkuan bukanlah sosok yang asing. Ketika menjadi jurnalis di Majalah GADIS, media dalam Femina Grup, ada saja hal yang membuat terhubung dengan Erwin Parengkuan. Termasuk dengan Rebbeca Becky Tumewu.
Kita tahu, Erwin Parengkuan dan Rebbeca Tumewu mendirikan Talk Inc pada tahun 2007. Wadah itu mereka dirikan untuk berbagi pengalaman di bidang komunikasi kepada mereka yang hendak mengembangkan diri sebagai MC atau presenter. Di awal pendirian, yang belajar di Talk Inc hanya sekitar 15 orang. Dalam tempo yang tidak lama, menggelembung menjadi 2.000 orang.
Mereka yang menimba ilmu dan pengalaman di Talk Inc, datang dari beragam segmen. Mulai dari anak-anak muda yang ingin mengembangkan diri di bidang public speaking, para artis, anggota DPR, hingga para pemimpin perusahaan besar. Itu menjadi penanda kuat, betapa kemampuan speaking dipandang sebagai salah satu skill untuk bikin karir jadi moncer.
Untuk sampai dipercaya begitu banyak kalangan, Erwin Parengkuan sudah melatih dirinya sejak lama. Ia sudah berlatih bertahun-tahun. Sejak selepas SMA tahun 1989, ia mulai belajar dan berlatih speaking sebagai penyiar radio dan creative event di radio Prambors, Jakarta. Di era itu, Prambors boleh dibilang radio number one, dengan beragam program siaran yang nge-hits serta berbagai aktivitas off air yang menjadi magnit ribuan anak muda.