Sayang Minim AntisipasiÂ
Nampaknya, antisipasi bukan hal utama di PLN. Pernyataan Presiden Joko Widodo ketika mendatangi kantor pusat PT PLN pada Senin (05/08/2019), semakin menegaskan minimnya antisipasi di perusahaan setrum tersebut.Â
Begini lengkapnya: "Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," ujar Presiden Joko Widodo saat itu.
Secara blak-blakkan, Joko Widodo mempertanyakan kemampuan PLN dalam mengantisipasi. Teknologi sudah demikian canggih. Tahun 2018 ada laba sebesar Rp 11,6 triliun.Â
Saya bergumam dalam hati, kenapa sebagian laba itu tidak digunakan untuk membeli teknologi? Tujuannya untuk mendeteksi segala kemungkinan, agar listrik tidak padam tiba-tiba.
Seperti pertanyaan Presiden Joko Widodo: apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi, kok tahu-tahu drop. Ini semakin meyakinkan kita bahwa antisipasi bukan hal utama di PLN. Contoh lain, tentang turunnya konsumsi listrik industri besar sekitar 4,58 persen di semester I/2019.
Padahal, pada Rabu (30/01/2019), Direktur Pengadaan Strategis PLN, Supangkat Iwan Santoso, menyebut, untuk mengejar target penjualan listrik tahun 2019, PLN akan mengandalkan sektor industri sebagai pengguna listrik terbesar. Lha, apakah tidak diteliti terlebih dahulu, situasi dan kondisi yang tengah dihadapi industri? Apakah tidak diantisipasi sebelum menetapkan target?
Sampai di sini, saya kembali bergumam, dengan turunnya konsumsi listrik di industri besar, apa mungkin laba PLN bisa digenjot Rp 7 triliun, dalam 5 bulan ke depan? Saya pikir, itu sangat tidak mudah.Â
Kenapa? Pertama, konsumsi listrik industri besar, berpengaruh signifikan terhadap konsumsi listrik secara nasional. Artinya, penurunan konsumsi listrik tersebut, signifikan pula menurunkan laba PLN.
Kedua, trend yang kini berkembang di sektor industri adalah mengoptimalkan pembangkitnya sendiri, karena dinilai lebih murah dibanding tarif listrik PLN.Â
Dalam konteks bisnis, hal tersebut dikenal sebagai efisiensi. Dan, industri yang sehat, selalu mengedepankan efisiensi. Mengutamakan efisiensi. Saya pikir, kondisi ini tidak diantisipasi oleh PLN. Karena, PLN kan memang minim antisipasi.