Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kelapangan Hati Arswendo Atmowiloto

21 Juli 2019   14:50 Diperbarui: 21 Juli 2019   14:54 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kanan ke kiri: Slamet Rahardjo, Thamrin Sonata, dan Isson Khairul. Kami berbincang di pelataran gereja tentang nilai-nilai kemanusiaan, yang selama ini ditebar Arswendo Atmowiloto dengan para sahabatnya. Itulah salah satu faktor yang membuat hubungan dengan Wendo demikian mendalam. Foto: tamita wibisono

Malam itu, Wendo tak berkenan. Harry dan Butet tak kecewa, tapi maklum dengan kondisi fisik serta psikis Wendo. "Saya sudah merasa," gumam Harry Tjahjono pendek. Selanjutnya, ia diam. Benar-benar diam. Lagu Harta Berharga dari koor gereja, terus mengalun. Harry yang berdiri di sebelah saya masih terdiam. Saya pun tak hendak mengusik.

Saya yakin, ia pasti tengah menahan kesedihan yang dalam. Tatkala peti jenazah Arswendo Atmowiloto diusung keluar gereja, menuju mobil jenazah yang akan mengantarnya ke pemakaman San Diego Hills Memorial Park, Karawang, Jawa Barat, Harry Tjahjono juga terdiam. Pandangannya lurus ke arah peti, yang perlahan-lahan dimasukkan ke dalam mobil jenazah.

Setelah pintu belakang mobil jenazah ditutup, Harry Tjahjono menatap peti itu dari balik kaca. Lama ia tertegun di sana. Cukup lama. Perlahan, mobil itu bergerak menuju tempat peristirahatan terakhir Arswendo Atmowiloto. Saya tahu, persahabatan mereka demikian intens. Demikian dalam.

isson khairul --dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 21 Juli 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun