Sudah melakoni bisnis, artinya sudah berjuang di lini bisnis. Sudah mengalami jatuh, terjerembab, dan bangkit di bisnis yang dilakoni. Akademi Instagram sudah menetapkan durasi: satu tahun. Maksudnya, kandidat peserta akademi ini, adalah mereka yang sudah melakoni bisnis mereka, minimal satu tahun. Durasi satu tahun tersebut, sekaligus menjadi indikator bahwa yang bersangkutan sudah berjuang di rentang waktu yang relevan.
Sampai di sini, kita paham, Akademi Instagram memang gratis. Tapi, gratis untuk mereka yang sudah berjuang, sudah menunjukkan perjuangan bisnis mereka. Yang dijadikan acuan adalah perjuangan bisnis. Bukan total transaksi. Bukan besarnya benefit dari bisnis tersebut. Ini mempertegas makna mendukung. Juga, memperjelas pentingnya support dalam bisnis.
Mendukung serta men-support adalah bingkai utama dari Akademi Instagram ini. Pertanyaan yang muncul selanjutnya, bisnis apa saja yang relevan? Acuannya adalah 16 subsektor industri kreatif, yang sudah dirumuskan oleh Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf). Dari pencermatan yang sudah dilakukan, lini bisnis yang selama ini digelorakan di Instagram, ya relevan dengan 16 subsektor tersebut. Â
Inilah ke-16 subsektor itu: 1. Aplikasi dan pengembangan permainan. 2. Arsitektur. 3. Desain Produk. 4. Fesyen. 5. Desain Interior. 6. Desain Komunikasi Visual. 7. Seni Pertunjukan. 8. Film, Animasi, dan Video. 9. Fotografi. 10. Kriya. 11. Kuliner. 12. Musik. 13. Penerbitan. 14. Periklanan. 15. Seni rupa. 16. Televisi dan Radio. Â
Untuk lebih detailnya, silakan cermati juga jabaran di bekraf.go.id, tentang ke-16 subsektor tersebut. Yang jelas, semua itu telah mencakup demikian luas lini bisnis yang relevan dengan Akademi Instagram ini. Dengan kata lain, terbuka ruang yang luas, terkait lini bisnis yang dilakoni. Ini mempertegas konsep dasar Akademi Instagram, dalam konteks mengakomodir passion bisnis anak muda.
Keberagaman menjadi poin penting dari program ini. Maksudnya, keberagaman passion bisnis anak muda. Karena itulah, Akademi Instagram tidak hanya dieksekusi di Jakarta, tapi juga di dua kota penting lainnya.Â
Di Jakarta pada 20 Juli 2019, Bandung pada 3 Agustus 2019, dan Yogyakarta pada 24 Agustus 2019. Setidaknya, dari ketiga kota tersebut, akan terjaring passion bisnis anak muda yang beragam.
"Waktu kami buka ternyata responsnya antusias. Kami harus sortir karena kami bukan mau mengajak orang jualan, tapi kami lihat yang sudah jualan untuk naik kelas. Karena kan ada yang jualan cuma sekadar siapa tahu laku, tapi target kami yang memang benar-benar niat pengin jualan," ujar CEO Kreavi, Anto Motulz.
Sejak dibuka pendaftaran di akademiinstagram.kreavi.com, antusiasme calon peserta, langsung terlihat. Tim Kreavi tengah melakukan kurasi terhadap 1.000 peserta, sesuai kriteria yang dipenuhi.Â
Pendaftaran masih terus dibuka. Sekali lagi, ini menyangkut daya juang. Dalam hal ini, daya juang untuk berkompetisi dengan sesama pelaku bisnis. Tak ada kata terlambat, untuk terus dan terus berjuang.