Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Siasat Duda Vs Puasa Jelajah

4 Juli 2019   08:48 Diperbarui: 4 Juli 2019   08:52 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahagia itu sederhana. Mulailah dengan bercanda. Itulah yang terjadi pada Jumat (28/06/2019) lalu. Sayur asem, sambal pedas, dan kacang rebus, menyempurnakan segala canda. Lha, apa hubungannya dengan siasat duda?

Kerupuk Kriuk-kriuk 

Agenda utama pada Jumat itu, ya bercanda. Titik kumpul di sebuah villa, di Cisarua. Kita tahu, Cisarua adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Udaranya sejuk, pemandangannya indah, serta airnya jernih. Semuanya bikin adem, luar-dalam. Makanya Cisarua jadi destinasi favorit akhir pekan.

Normalnya, Cisarua hanya berjarak 68,8 km dari Jakarta, dengan waktu tempuh 1 jam 14 menit lewat Jl. Tol Jagorawi. Karena destinasi favorit, saya sejak awal sudah siap dengan berbagai kondisi yang tidak normal. Intinya, ya bercanda saja, meski waktu tempuh mencapai 4 jam dari Jakarta.

Lelah? Tentu saja, tidak. Masuk villa, langsung ke meja makan. Ada sayur asem dengan sambal pedas, ada ikan goreng dengan kerupuk yang kriuk-kriuk. Muthiah Alhasany memang nyonya villa yang oke punya. Ia sebut satu per satu makanan yang sudah siap santap. Muthiah Alhasany nampaknya berbakat menjadi narator kuliner.

Saya langsung melahap sayur asem. Dilanjutkan dengan mencocolkan tahu dan tempe goreng ke sambal yang pedas. Kemudian memamah ikan goreng. Nasi? No, saya tak berminat. Saya lebih memilih jagung rebus, ketimbang nasi. Toh, jagung juga sumber karbohidrat, sekaligus sumber mineral.

Memang, ada yang belum bisa lepas dari nasi. Thamrin Sonatha dan Rahab Ganendra, misalnya. Mereka masih bertumpu pada nasi sebagai menu utama dan lauk-pauk sebagai pelengkap. Tak apa. Beda selera. Beda pilihan. Meski demikian, toh kami tetap bersama, di meja makan yang sama. Dan, tanpa henti bercanda.

Merawat kebersamaan, itulah intinya. Menjaga persaudaraan, itulah prinsipnya. Maka, tawa-canda berderai, bagai pucuk-pucuk cemara. Tak ada yang sia-sia, karena pertemuan demi pertemuan, senantiasa dilandasi ketulusan. Foto: isson khairul
Merawat kebersamaan, itulah intinya. Menjaga persaudaraan, itulah prinsipnya. Maka, tawa-canda berderai, bagai pucuk-pucuk cemara. Tak ada yang sia-sia, karena pertemuan demi pertemuan, senantiasa dilandasi ketulusan. Foto: isson khairul
Puasa Ala Penjelajah 

Muthiah Alhasany, Thamrin Sonatha, dan Rahab Ganendra adalah penulis senior di Kompasiana. Pada Jumat itu, mereka memberi contoh, bagaimana cara makan dengan lahap. Sementara, Jose Dizzman Diaz mencontohkan, bagaimana berpuasa di luar bulan ramadhan. Kita tahu, Dizzman adalah juga penulis senior di Kompasiana, yang hobinya menjelajah dunia. Doyan uji nyali ke berbagai ujung bumi.

Dizzman menuturkan, tiap travelling, ia lebih memilih berpuasa, meski di luar bulan ramadhan. Tujuannya, untuk me-rem hasrat ke toilet. Maklum, dari pengalamannya menjelajah ke berbagai tempat di dunia, hasrat ke toilet seringkali menjadi gangguan. Apalagi, tak semua destinasi menyediakan fasilitas toilet yang memadai. Di perjalanan pun, seringkali susah menemukan toilet.

Tips dari Dizzman untuk para travel blogger: jangan terlalu banyak makan dan minum di perjalanan. Sayangi waktu, jangan buang-buang waktu untuk mencari toilet dan urusan di toilet. Cara menyiasatinya, berpuasa saat menjelajah, kemudian makan lahap di penginapan. Manajemen waktu, itulah intinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun