Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Rahasia Daya Ingat untuk Menulis

10 November 2018   19:25 Diperbarui: 14 November 2018   10:55 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dari kiri ke kanan: Isson Khairul dan Iskandar Zulkarnain. Dengan obrolan dari hati ke hati, kita leluasa mengetahui jurus rahasia, bagaimana sang penulis menghimpun ingatan, untuk kemudian menuliskannya. Foto: dok. kububuku

Dalam hal ini, kita melihat, ingatan yang dipadukan Bang Iz dalam tulisannya, sekaligus sebagai simbol. Menjadi penanda bagi pembaca, untuk menemukan makna dari sejumlah simbol tersebut. Dan, simbol-simbol penuh makna itu, bertebaran di 75 tulisan di Sekadar Pengingat ini. Dari pencermatan saya, sejumlah simbol itu adalah simbol sehari-hari, yang dengan mudah kita maknai.

Intinya, 75 tulisan dalam buku ini, mengajak kita untuk memaknai simbol kehidupan, yang menuntun kita kembali ke jati diri. Merenungi apa yang telah terjadi. Memaknai apa yang pernah kita perbuat. Bukan untuk menghakimi salah dan benar. Tapi, demi menemukan sikap yang bijak, tiap kali kita melangkah di bumi yang sungguh fana ini.

Dari kiri ke kanan: Jose Dizzman Diaz, Muthiah Alhasany, Isson Khairul, dan Iskandar Zulkarnain. Saling berbagi rahasia menulis, itulah khasnya Ngobrol di Palmerah. Foto: dok. kububuku
Dari kiri ke kanan: Jose Dizzman Diaz, Muthiah Alhasany, Isson Khairul, dan Iskandar Zulkarnain. Saling berbagi rahasia menulis, itulah khasnya Ngobrol di Palmerah. Foto: dok. kububuku
Gumam, Narasi Batin

Puluhan tulisan dalam buku ini, mengingatkan kita, agar tak lupa menoleh ke belakang, ke sejumlah kejadian yang telah kita lalui. Bukan untuk berbalik ke masa silam. Tapi, untuk berkaca pada perbuatan diri, agar lebih teguh melangkah, menapaki jalan kehidupan.     

Karena itulah, berbagai tulisan dalam buku ini, adalah cahaya bagi jiwa, di tengah hiruk-pikuk dunia. Iskandar Zulkarnain menuliskan rekaman jiwanya untuk kita, melalui buku ini. Bukan untuk mengajari. Bukan pula untuk membimbing. Tapi, untuk mengajak kita bersama-sama, berkaca pada perbuatan diri.   

Ajakan tersebut, dituliskan Iskandar Zulkarnain, dengan cara bergumam. Dituliskan dengan hati-hati, dengan sepenuh hati. Dari hati ke hati. Ia mengingat serta mengingatkan. Ia bergumam, kemudian menggumamkan. Inilah yang disebut suara batin, narasi dari suara batin.    

Suara dari Kedalaman 

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mencatat gumam sebagai kata benda, yang artinya suara yang tertahan di dalam mulut. Peribahasa menyebut: ada terasa, tapi tak terkatakan. Dalam bahasa Minang: taraso lai, takatokan indak. Dalam fiksi, kerap dituliskan begini: suaraku tercekat, lidahku kelu, tak mampu berkata apa-apa. Dalam bahasa Inggris, mungkin inilah yang disebut sebagai the inner part of the human. Suara dari kedalaman.

Bagi saya, gumam adalah narasi batin. Tuturan yang membuat kita merenung. Sebagai bagian untuk menggugah diri sendiri, juga untuk mengetuk nurani orang lain. Dan, sebagai pekerja sosial, Iskandar Zulkarnain memiliki banyak pengalaman kemanusiaan, yang sebagian dari kita, mungkin tak mengalaminya. Tak berhadapan dengan situasi demikian.

Buku Sekadar Pengingat adalah buku kesekian puluh, dari Peniti Media, dari Komunitas KutuBuku Kompasiana. Di komunitas ini, kita leluasa saling keep spirit untuk terus ber-literasi. Berdiskusi, menulis, serta mengadakan workshop writing, tentunya. Melalui KutuBuku Kompasiana, mari kita rawat spirit literasi, bersama-sama.

Isson khairul--dailyquest.data@gmail.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun