Ngoplah = Ngobrol di Palmerah. Dan, obrolan pada Jumat (09/11/2018) sore itu, penuh gizi. Ide segar mencuat, semangat nulis menggebu-gebu. Salah satunya: bikin komik. Anda bisa?
Komik dari Bandara
Palmerah, tepatnya Jl. Palmerah Barat No. 29-37, Jakarta Pusat. Di situlah, kantor pusat Kompasiana. Di situ pulalah kami ngobrol, sore itu. Ada dua buku yang kami obrolin: Manusia Bandara karya Jose Dizzman Diaz dan Sekadar Pengingat karya Iskandar Zulkarnain. Kedua penulis buku itu adalah Kompasianer, penulis yang aktif menulis di Kompasiana.
Manusia Bandara berisi 42 tulisan karya Jose Dizzman Diaz, yang sebelumnya sudah diposting di Kompasiana. Melalui ke-42 tulisan itu, Jose Dizzman Diaz bercerita tentang puluhan kisah, yang ia saksikan serta yang ia alami, di puluhan bandara, yang pernah ia kunjungi. Baik bandara dalam negeri, maupun bandara di berbagai negara, di luar negeri.
Di tengah obrolan tentang Manusia Bandara itu, Nurul Uyuy nyeletuk, kenapa nggak dibuat versi komik? Itu celetukan out of the box. "Materinya kan sudah ada. Tinggal di-format untuk komik. Baca komik kan asyik," ujar Nurul Uyuy antusias. Oh, ya, Nurul Uyuy adalah petinggi Kompasiana. Nama KTP-nya, Nurulloh. Jabatannya, Chief Operating Officer (COO) Kompasiana.
Dicari Kompasianer KomikusÂ
Bukan karena Nurul Uyuy itu COO Kompasiana, makanya idenya langsung disambut antusias. Tapi, ide itu memang keren. Jose Dizzman Diaz langsung bertanya, "Siapa ya komikus yang cocok untuk bikin versi komiknya?" Dari yang ikutan ngobrol sore itu, tak ada satu pun yang komikus. Semua penulis, yang akrab dengan kata-kata. Yang piawai dengan bahasa gambar, tak ada.
Saya pikir, ini peluang untuk Kompasianer, yang biasa bikin komik. Anda bisa langsung chat Jose Dizzman Diaz di inboks. Mana tahu, kalian cocok berkolaborasi. Anda juga bisa merekomendasikan komikus ke Jose Dizzman Diaz. Intinya, peluang ini terbuka, untuk diterobos. Alangkah kerennya, jika sesama Kompasianer berkolaborasi, menciptakan komik Manusia Bandara.
Di buku itu, Jose Dizzman Diaz menuliskan perilaku orang-orang yang pernah ia saksikan di bandara. Salah satunya, tentang cara petugas bandara mengendus bau durian di bagasi penumpang. Itu mengingatkan kita pada Sriwijaya Air 091, rute Bengkulu-Jakarta, yang pada Senin (05/10/2018) lalu, membawa durian seberat 2 ton. Penumpang protes, karena aroma durian tersebut, menyengat, sampai ke kabin penumpang.
Bau Durian, Kopi, dan PandanÂ
Abdul Rahim, Direktur Manajer Sriwijaya Air Bengkulu, menyebut, durian itu sudah dibungkus dengan empat lapisan karton tebal. Pada lapisan pertama, durian dibubuhi bubuk kopi dan daun pandan. Pada lapisan kedua, durian ditutup dengan karton tebal, kemudian ditaburi kembali dengan bubuk kopi dan daun pandan. Eh, baunya masih nembus ke kabin.
Di salah satu tulisannya, No Durian, Jose Dizzman Diaz menuliskan, ia pernah membawa durian ke kabin pesawat. Petugas bandara mengendusnya. Padahal, sudah ditaburi bubuk kopi segala. Akhirnya, ia harus mengemas ulang, dan memasukkannya ke bagasi. Bukan ke kabin.
Oh, ya, saking seringnya Jose Dizzman Diaz berpergian dengan pesawat, ia sampai mencatat secara detail ulah orang-orang di bandara. Itu ia tulis di Tipe Manusia Menyebalkan di Bandara. Ada 5 tipe: Manusia Pindah Rumah, Manusia Etalase, Manusia Kardus, Manusia Kura-Kura, dan Manusia Pelakor. Tiap tipe, ia tuliskan dengan detail. Nah, Anda masuk tipe yang mana? Â Â Â
Tahu Bandara, Paham BandaraÂ
Tiap bandara, punya karakteristiknya sendiri. Tidak ada bandara yang benar-benar sama persis. Karena itulah, membaca Manusia Bandara, kita juga diajak penulis berkenalan dengan kekhasan sejumlah bandara. Ini memang bukan buku travelling, meski konteksnya tentang travelling. Maksudnya, ini bukan buku petunjuk berwisata. Tapi, buku ini penting untuk kita.
Penting? Iya. Pertama, kita jadi tahu, berbagai aspek yang harus kita cermati, jika berpergian melalui bandara. Kedua, buku ini bisa jadi alat introspeksi, jika selama ini kita kerap bertindak yang tidak patut di bandara. Ketiga, kita jadi paham, bagaimana cara menyiasati situasi-kondisi tertentu, yang terjadi di luar dugaan. Keempat, ini bekal tentang sopan-santun di bandara.
Buku Manusia Bandara adalah buku kesekian puluh, dari Peniti Media, dari Komunitas KutuBuku Kompasiana. Di komunitas ini, kami saling keep spirit untuk terus ber-literasi. Berdiskusi, menulis, serta memberikan workshop writing, tentunya. Melalui KutuBuku Kompasiana, kami merawat spirit ber-literasi, bersama-sama.
isson khairul --https://id.linkedin.com/in/isson-khairul-3b12886b --dailyquest.data@gmail.com
 Jakarta, 10 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H