Kata kuncinya adalah kritik. Para pegiat media sosial yang berseberangan dengan penguasa, sudah seharusnya memiliki strategi tentang kritik. Dalam hal ini, kritik terhadap penguasa di media sosial. Masih cukup terbuka ruang untuk memberikan kritik. Tidak perlu pesimis. Kekuasaan juga membutuhkan kritik, karena pemerintahan yang sehat, akan menjadi kuat oleh kritik. Sebaliknya, pemerintahan yang tidak sehat, dengan sendirinya akan lemah karena kritik. Para juru puja-puji, tentu saja akan melawan kritik tersebut.
Itulah kehidupan yang dinamis. Kritik yang cermat, dengan sendirinya juga akan meningkatkan daya nalar publik. Kritik yang cermat, juga akan menjaga para pegiat media sosial yang berseberangan dengan penguasa, tidak tergelincir ke area penghinaan. Ketika kritik yang cermat, ditafsirkan oleh para juru puja-puji sebagai penghinaan, ah itu kan memang maunya mereka. Mereka kan maunya semua turut memuja-muja penguasa. Padahal, puja-puji yang over dosis, yang di luar nalar, justru menjerumuskan kekuasaan.
isson khairul --dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 14 September 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H