Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inovasi Energi Tumbuhkan Inovasi di Beragam Bidang

24 Agustus 2017   10:14 Diperbarui: 7 November 2017   14:18 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Isson Khairul (berkaus Kompasiana) sedang mewawancarai Amin Suwarno di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Paotere, Makassar, Sulawesi Selatan. Ini bagian dari program Kemenko Maritim untuk menyosialisasikan konversi BBM ke BBG, kepada para nelayan setempat. Selain itu, juga rencana membangun cold storage untuk penyimpanan ikan di sana. Foto: koleksi isson khairul

Subsidi Ongkus Angkut
Di satu sisi, inovasi Amin Suwarno menghadapi kelangkaan dan mahalnya BBM di wilayahnya, tentulah patut kita apresiasi. Di sisi lain, berbagai inovasi Pertamina untuk mendistribusikan BBM ke berbagai pelosok tanah air, juga patut kita acungkan jempol. Di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, khususnya Kecamatan Long Apari, tersebut misalnya, sejak Kamis (01/06/2017), harga Premium sudah menjadi Rp 6.450/liter dan Solar Rp 5.150/liter. Ini sesuai dengan ketentuan pemerintah, dalam konteks BBM Satu Harga. Untuk bisa demikian, Pertamina mengambil kebijakan, menyubsidi ongkos angkut.

Mengingat harga per liter Premium di Kecamatan Long Apari, dari Rp 15.000 menjadi Rp 6.450/liter dan Solar dari Rp 13.000 menjadi Rp 5.150/liter, tentulah subsidi ongkos angkut yang dikeluarkan Pertamina, tidaklah sedikit. Bersamaan dengan Long Apari, ada 11 kecamatan lain, yang juga turut menikmati BBM Satu Harga tersebut. Dari pemberitaan sejumlah media, saya membaca, kebijakan tersebut akan dieksekusi di 54 titik tahun ini, 50 titik tahun 2018, dan 46 titik pada tahun 2019. Dalam obrolan di resto pada Jumat (28/07/2017) malam itu, memang tidak ada yang merinci jumlah subsidi Pertamina terkait kebijakan tersebut. 

Program BBM Satu Harga memang penuh dengan tantangan, yang menyita keuangan Pertamina lebih dari Rp 2 triliun per tahun. Inilah bagian dari bhakti Pertamina untuk negeri, agar saudara-saudara kita yang berada di wilayah 3T Terpencil, Terluar, dan Terdepan dapat menikmati energi dengan harga yang sama dengan mereka yang bermukim di perkotaan. Foto: pertamina.com
Program BBM Satu Harga memang penuh dengan tantangan, yang menyita keuangan Pertamina lebih dari Rp 2 triliun per tahun. Inilah bagian dari bhakti Pertamina untuk negeri, agar saudara-saudara kita yang berada di wilayah 3T Terpencil, Terluar, dan Terdepan dapat menikmati energi dengan harga yang sama dengan mereka yang bermukim di perkotaan. Foto: pertamina.com
Namun, dua bulan lalu, tepatnya Senin (08/05/2017), Toharso sudah memaparkannya kepada pers. Direktur Pengolahan Pertamina itu, dalam Media Gathering di Hotel Hermitage, juga di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, mengungkapkan, perkiraan biaya subsidi itu mencapai lebih dari Rp 2 triliun per tahun. "Itu duit dari Pertamina, duit sedekahnya Pertamina," ujar Toharso kepada para jurnalis yang hadir di Media Gathering tersebut.

Melihat besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk pemerataan BBM, alangkah tak mudah mendistribusikan energi ke seluruh pelosok negeri. Ini merupakan tantangan bagi Pertamina, untuk lebih banyak lagi menciptakan inovasi terkait pendistribusian energi tersebut. Di lain pihak, kita sebagai pengguna energi, sudah seharusnya menggunakan energi tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat, yang memberi nilai tambah bagi kehidupan. Bahkan, kalau bisa, kita bukan hanya menggunakan energi untuk konsumsi semata, tapi untuk mencipta, untuk berinovasi, sesuai dengan kapasitas kita masing-masing.

isson khairul --dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 24 Agustus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun