Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Renungan Proklamasi: Lulusan S2 Juara Korupsi

18 Agustus 2017   16:44 Diperbarui: 18 Agustus 2017   18:22 6146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Negeri kita terus membangun. Tiap tahun rakyat merayakan Proklamasi. Tapi, para koruptor tiada henti menggerogoti kekayaan negeri. Mereka terdidik, terpelajar, namun dengan sadar mengkhianati cita-cita serta perjuangan pahlawan. Foto: isson khairul

Pada peringatan Hari Proklamasi ke-72 ini, mari kita bersama merenungi wajah pendidikan kita, performa institusi edukasi kita. Sekali lagi, saya belum pernah membaca penelitian yang komprehensif: seberapa relevan ranah edukasi kita mampu me-rem hasrat untuk korupsi? Atau, jangan-jangan sebagian besar materi ajar di berbagai jenjang pendidikan kita, justru mendorong anak-anak didik kita mendewakan benda-benda? Atau, para stakeholder di ranah pendidikan kita, telah menempatkan kemampuan meraup benda-benda sebagai ukuran kesuksesan?

Sungguh, semua itu jauh dari cita-cita founding father kita. Apakah kisah Bung Hatta dan sepatu Bally yang tidak pernah mampu ia beli itu, hanya akan menjadi kisah usang? Bukankah dari kisah tersebut, sangat tercermin, betapa proses untuk mencapai tujuan adalah bagian dari idealisme founding father kita? Kini, ketika ranah pendidikan kita penuh dengan sikap reaktif dan pragmatis, itu sama saja dengan kita telah menghapus cita-cita founding father kita. Mari kita cermati kembali fondasi ranah edukasi kita, pada peringatan Hari Proklamasi ke-72 ini.

Bung Hatta Anti Corruption Award diberikan secara berkala kepada pemimpin yang melawan tindak korupsi. Award ini muncul atas rasa prihatin terhadap tindak korupsi yang terus menggerogoti Indonesia. Pemberian penghargaan ini ingin membangkitkan optimisme bahwa masih ada tokoh-tokoh yang punya keberanian melawan korupsi. Foto: print.kompas.com
Bung Hatta Anti Corruption Award diberikan secara berkala kepada pemimpin yang melawan tindak korupsi. Award ini muncul atas rasa prihatin terhadap tindak korupsi yang terus menggerogoti Indonesia. Pemberian penghargaan ini ingin membangkitkan optimisme bahwa masih ada tokoh-tokoh yang punya keberanian melawan korupsi. Foto: print.kompas.com
Pada peringatan Hari Pahlawan tahun lalu, pada Kamis (10/11/2016), puteri Bung Hatta, Meutia Farida Hatta, berkata, masih ada warga Indonesia yang belum bahagia di Tanah Air sendiri. Sebagai penutup tulisan ini, sebagai bagian dari renungan kita, saya kutipkan ucapan Meutia Farida Hatta yang saya petik dari tribunnews.com edisi Minggu (09/04/2017):

Setelah tidak lagi jadi wakil presiden, ayah saya menghidupi kami dari honor-honornya sebagai pembicara, mengajar, dan menulis di koran. Dan uang itu, setelah dikumpul-kumpul, jumlahnya memang tidak pernah cukup. Setiap bulan kami selalu menunggak.

isson khairul --dailyquest.data@gmail.com

Jakarta, 18 Agustus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun