Mohon tunggu...
Isson Khairul
Isson Khairul Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist | Video Journalist | Content Creator | Content Research | Corporate Communication | Media Monitoring

Kanal #Reportase #Feature #Opini saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul dan https://www.kompasiana.com/issonkhairul4358 Kanal #Fiksi #Puisi #Cerpen saya: http://www.kompasiana.com/issonkhairul-fiction Profil Profesional saya: https://id.linkedin.com/pub/isson-khairul/6b/288/3b1 Social Media saya: https://www.facebook.com/issonkhairul, https://twitter.com/issonisson, Instagram isson_khairul Silakan kontak saya di: dailyquest.data@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama FEATURED

Tol Trans Jawa vs Ekonomi Lokal di Pantura Jawa

7 Agustus 2017   13:26 Diperbarui: 12 Juni 2018   11:58 4044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kendaraan pemudik Lebaran 2017, ketika melintasi jalan tol darurat Brebes Timur dan Pemalang-Batang di Batang, Jawa Tengah, pada Kamis (22/06/2017). Di satu sisi, kemacetan parah di jalan Pantura tiap kali musim mudik, teratasi. Di sisi lain, beralihnya pemudik ke jalan tol, membuat para pedagang sepanjang jalan Pantura Jawa, sepi pembeli. Foto: garry andrew lotulung-kompas.com

Fluktuasi dari Cirebon

Dari penelusuran saya, apa yang dirasakan warga Kota Cirebon, Jawa Barat, mungkin juga bisa kita jadikan contoh. Pada mudik Lebaran 2015, warga dan pelaku usaha di Cirebon penuh suka-cita. Para pemudik keluar Tol Cipali dari Palimanan, jadi banyak yang singgah di Cirebon. Perekonomian di kota yang kerap disebut sebagai Kota Udang ini, semakin meningkat. 

Jenny Sujarwati, Kepala Cabang Utama Bank Central Asia (BCA) Cirebon, mendeteksi peningkatan perekonomian Cirebon dari semakin banyaknya usaha kecil tumbuh di kota itu. Artinya, usaha warga setempat, menggeliat. Perputaran uang pun terasa deras.

Ini Rest Area KM 166 dari arah Cikopo menuju Palimanan, bagian dari jalan tol Trans Jawa yang berada di Jawa Barat. Rest Area ini berada di Majalengka, dengan wilayah sekitar: Cikopo, Purwakarta, Palimanan, dan Cirebon. Budi Karya Sumadi meminta pemerintah daerah sepanjang Pantura, untuk memanfaatkan rest area jalan tol, guna memasarkan produk khas lokal. Foto: isson khairul
Ini Rest Area KM 166 dari arah Cikopo menuju Palimanan, bagian dari jalan tol Trans Jawa yang berada di Jawa Barat. Rest Area ini berada di Majalengka, dengan wilayah sekitar: Cikopo, Purwakarta, Palimanan, dan Cirebon. Budi Karya Sumadi meminta pemerintah daerah sepanjang Pantura, untuk memanfaatkan rest area jalan tol, guna memasarkan produk khas lokal. Foto: isson khairul
Jenny Sujarwati sempat mencatat, rata-rata setoran tunai ke BCA Cirebon mencapai Rp 20 miliar per hari. Di akhir pekan, jumlahnya lebih dari itu. Tahun 2016, ketika jalan tol Trans Jawa sudah tembus hingga Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, situasi di Cirebon berubah. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Cirebon, Imam Reza Hakiki, mengungkapkan, tingkat hunian kamar pada Lebaran 2016, menurun drastis, bahkan tidak mencapai 50 persen. Ia menyimpulkan, pemudik memilih beristirahat setelah keluar dari Tol Brebes. Indikasinya, okupansi hotel di kawasan Tegal meningkat signifikan.

Fluktuasi yang dirasakan warga dan dunia usaha di Cirebon tersebut, sebelum dan setelah jalan tol Trans Jawa tersambung hingga Brebes, menunjukkan kepada kita, dampaknya cukup signifikan bagi perekonomian warga setempat. 

Menurut saya, apa yang dialami Cirebon dan Pekalongan, juga akan dirasakan oleh Brebes, Tegal, dan Pemalang, ketika jalan tol Trans Jawa benar-benar sudah tersambung 100 persen hingga Semarang. Dengan kata lain, seluruh stakeholder di wilayah Pantura, nampaknya belum siap mengantisipasi berbagai dampak dari keberadaan jalan tol Trans Jawa ini.

Mungkin belum terlambat, jika Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menginisiasi pertemuan dengan para pimpinan daerah di Pantura secara komprehensif. Setidaknya, pertemuan tersebut bisa menjadi langkah antisipasi, agar para pimpinan daerah Pantura tersebut menyusun rencana, yang relevan dengan situasi-kondisi wilayah masing-masing. 

Pembekalan strategi terhadap para kepala daerah itu, bisa meminimalkan dampak sosial-ekonomi yang mungkin terjadi. Jangan sampai, tersambungnya jalan tol Trans Jawa Jakarta-Semarang, justru meredupkan ekonomi rakyat di wilayah sepanjang jalan Pantura.

Warga sepanjang Pantura menjajakan dagangan di pinggir jalan tol Trans Jawa. Ini bagian dari upaya warga setempat untuk meraih nilai ekonomi dari tol tersebut, tapi dilakukan secara serampangan. Ini membahayakan keselamatan mereka, juga berbahaya bagi pengendara. Stakeholder yang relevan dengan jalan tol Trans Jawa, hendaknya mengelola hal ini, agar jalan tol berkontribusi langsung pada ekonomi rakyat setempat. Foto: isson khairul
Warga sepanjang Pantura menjajakan dagangan di pinggir jalan tol Trans Jawa. Ini bagian dari upaya warga setempat untuk meraih nilai ekonomi dari tol tersebut, tapi dilakukan secara serampangan. Ini membahayakan keselamatan mereka, juga berbahaya bagi pengendara. Stakeholder yang relevan dengan jalan tol Trans Jawa, hendaknya mengelola hal ini, agar jalan tol berkontribusi langsung pada ekonomi rakyat setempat. Foto: isson khairul
Potensi Lokal, Ekonomi Lokal

Kita tahu, ketika tol Jakarta-Semarang selesai, sejumlah wilayah di Pantura Jawa seharusnya bisa memanfaatkan tol ini untuk meningkatkan ekonomi setempat. Sebagian wilayah Jawa Barat, sebagian lagi Jawa Tengah. Sebutlah, misalnya, Cirebon, Brebes, Tegal, Pemalang, dan Pekalongan. 

Sejumlah wilayah tersebut, juga wilayah di sekitarnya, tentulah memiliki potensi lokal untuk dikembangkan lebih luas. Kemudahan akses karena adanya jalan tol, sudah seharusnya disambut sejumlah pemerintah daerah berbagai wilayah tersebut, sebagai peluang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun