Dengan posisi China sebagai negara tujuan utama ekspor non-migas Indonesia, maukah China mengurangi produksi bajanya, hanya karena permintaan Krakatau Steel? Dengan kapasitas produksi hanya 4 juta ton per tahun dan merugi sejak tahun 2012, maukah China mengurangi produksi bajanya, hanya karena permintaan Krakatau Steel? Saya pikir, tidak. China bukan negara yang mau didikte, setidaknya dalam urusan perdagangan. Bila melihat posisi Indonesia dan mencermati kapasitas Krakatau Steel, kita mungkin hanya bisa marah, tapi tidak mungkin mendikte kebijakan bisnis China.
Di Kompas.com pada Kamis (03/08/2017) itu, Â Direktur Pemasaran Krakatau Steel, Purwono Widodo, mengatakan, "Mereka janji kurangi jumlah produksi, tapi nyatanya malah jumlah produksinya naik. Ini ada modus bahwa China lakukan pembunuhan berencana baja di Asean." Hmmm, saya ingat apa yang pernah saya baca di Majalah TEMPO edisi 18 April 2010, halaman 93. Majalah berita mingguan itu menulis, pemerintah akhirnya tak jadi menegosiasi ulang dua ratusan pos tarif sektor industri dengan pemerintah China. Pengusaha yang semula getol menentang perjanjian bebas China-Asean berbalik mendukung.
Memang tidak mudah menghadapi perdagangan China. Baik di level pengusaha, maupun di tingkat pemerintahan. Di era perdagangan bebas kini, juga dengan adanya perjanjian bebas China-Asean, nampaknya makin tidak mudah menghadapi China. Dominasi China terlalu tangguh untuk dihadapi, bahkan oleh negara-negara Asean. Dalam konteks industri baja, di regional Asean, Vietnam adalah negara yang patut diperhitungkan. Indonesia menjadi salah satu pasar potensial untuk produk baja lembaran dari perusahaan baja lembaran di Vietnam. Jadi, bukan hanya besi dan baja dari China yang menyerbu pasar Indonesia, tapi juga dari Vietnam.
Dari penelusuran saya di berbagai media, masuknya baja dari Vietnam ke Indonesia, tidak sepenuhnya produksi Vietnam. Mengagetkan? Inilah bisnis. Perdagangan bebas Asean telah dijadikan pintu masuk oleh produk-produk China. Baja dari China diangkut lewat darat ke Vietnam, kemudian dikapalkan ke Indonesia sebagai ekspor Vietnam. Dengan demikian, ada baja China yang masuk ke Indonesia secara direct dari China, dengan payung hukum perjanjian bebas China-Asean. Dan, ada baja China yang masuk ke Indonesia melalui Vietnam, dengan payung hukum perjanjian perdagangan bebas Asean.
isson khairul --dailyquest.data@gmail.com
Jakarta, 04 Agustus 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H